Memberi Reward Ketika Anak Berhasil Belajar Puasa, Yey or Nay?

 Assalamualaikum, 

Rasa-rasanya semua orangtua ingin anak-anak yang memiliki iman dan ketaqwaan yang kuat pada Allah, jadi anak shaleh/shalehah selalu menjadi doa orangtua pada anaknya. Namun memang anak shaleh-shalehah tidak serta merta hadir begitu saja, mereka perlu dibimbing, dididik dan diarahkan supaya menjadi anak yang memiliki iman dan ketaqwaan pada Allah. Salah satu dasar sekali adalah membangun fitrah iman pada anak, karena ternyata iman ini sudah Allah tanamkan didalam hati anak-anak, tugas orangtua adalah bantu mengembangkan dan menguatkan iman tersebut. Tentu mengembangkan fitrah iman ini sebaiknya ditanamkan sejak dini dan dari hal yang sederhana.

Momen bulan Ramadhan ini salah satu peluang besar bagi orangtua dalam menanamkan fitrah iman pada anak-anak dengan ibadah-ibadah yang tersedia di bulan ramadhan. Bagi anak yang sudah bisa diajarkan puasa, bisa mulai bertahap dilatih berpuasa. Pengalaman anak sulung, mulai ikut belajar puasa saat usia 5 tahun. Saat itu masih setengah hari sampai jam 12 siang, lalu dilanjutkan sampai magrib kembali. Umur 6 tahun sudah beberapa hari menamatkan puasa sampai magrib walau tidak full sampai 30 hari. Sekarang ini, umur 7 tahun anak sulung sudah punya keinginan untuk bisa menamatkan puasa sampai 30 hari. Semoga Allah kuatkan, mudahkan, sehatkan sehingga anak-anak mampu belajar puasa sampai tamat. 

baca juga : Tips Mengajarkan Anak Berpuasa

Dalam mengajarkan anak berpuasa secara bertahap ini, tentu bukan tanpa perjuangan. Penting orangtua menguatka prilaku anak yang positif termasuk dalam belajar puasa ini. Apakah menggunakan reward?, berikut cerita pengalanku untuk anak sulung ini beberapa penguatan perilaku yang aku lakukan :

1. Menerapkan Reinforcement dalam Prosesnya

Reinforcement atau penguatan ini adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal, dengan prinsip kehangatan keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respon yang negatif.

Biasa yang aku dan suami gunakan adalah kata-kata penyemangat, pujian, pelukan dan kata-kata afirmasi positif yang diterima baik oleh anak. Hal sederhana seperti mengucapkan terimakasih karena sudah mau bangun sahur, ketika anak merasa lapar dengan keluhannya kita upayakan memberi pelukan serta kata-kata menyemangati "sebentar lagi nih, sayang kalau batal, sabar ya, pasti kuat". Reinforcement ini sangat efektif untuk menguatkan perilaku anak terutama perilaku positif, ditambah jika kita orangtua menambahkan unsur kasih sayang seperti pelukan, ciuman dan pujian pada anak. 

2. Jauhkan Punishment

Kami sama sekali tidak menggunakan punisment atau hukuman dalam mengajarkan puasa atau ibadah lainnya. Menurut kami, anak yang masih dalam masa belajar/ belum baligh perlu dihindarkan dari hukuman, agar ia mau dengan ikhlas dan sukarela mengerjakan ibadah pada Allah karena cinta dan kasih sayang, bukan karena ketakutan atau hukuman. 

3. Reward Sebagai Tanda Sayang

Untuk reward aku sih yes ya! karena salah satu bentuk cinta dan kasih sayang adalah memberikan hadiah. Prinsip kami, tidak memberikan hadiah karena anak berhasil tapi kami memberikan hadiah pada anak sebagai wujud sayang dan cinta kami kepadanya. Apalagi ketika anak sudah mau berusaha mulai belajar puasa. Usaha anak lebih patut diapresiasi dibandingkan hasilnya. Reward ini biasanya kami beri sebagai kejutan, jadi tidak diberitahu atau dijanjikan dulu sebelumnya, sehingga anak tidak 'teriming-imingi' ketika melakukan sesuatu karena ingin reward. Hal ini penting untuk membuat niat anak dalam belajar puasa tetap lurus karena Allah, bukan ingin reward dari kami. 

Strategi dalam penguatan perilaku positif anak dalam hal ini belajar puasa tentu penting ya! dari 3 hal diatas yang paling berdampak adalah reinforcement secara rutin di setiap hari. Reward bisa diberikan sesekali saja ketika kita mau memberi karena rasa sayang bukan karena mereka sudah mencapai sesuatu. Yang utama memang semua proses ini harus dengan cinta dan kasih sayang bukan dengan ketakutan dan ancaman sehingga anak-anak dengan enjoy akan melakukan dengan hati yang ikhlas bukan dengan tekanan. Semoga Allah mudahkan kita semua dalam membimbing anak-anak ya, aamiin.

Comments

  1. Aku juga ga keberatan dengan reward utk anak saat puasa kok mba. Krn toh dulu ortu ku juga memberi hal yg sama. Itu sebagai tanda sayang kita karena mereka sudah mau berusaha. Bukan untuk iming2 sehingga di mindsetnya nanti kalo puasa udh pasti dpt hadiah. Ga begitu.

    Anak2 hrs belajar puasa dr kecil. Krn susah di saat mereka sudah dewasa nanti. Banyak melihat teman2 kantor ku yg tidak berpuasa walopun muslim. Alasannya Krn dr kecil tidak diajarin. Di saat dewasa mereka dah terbiasa utk seenaknya dan tidak lagi menganggap itu penting :(. Ga pengen bgt anak2 kita akan seperti itu nantinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba reward atas dasar kasih sayang penting ya.

      aduh miris sekali, memang PR kita bersama ya menanamkan kebaikan dan nilai2 agama sedari dini untuk anak2. kalau sudah dewasa susaahh

      Delete

Post a Comment