Ujian & Nikmat Sama-sama Bentuk Kasih Sayang-NYA

Assalamualaikum,

Dari pertengahan tahun 2023 sampai awal tahun 2024 ini adalah waktu yang merat bagi saya dan suami karena harus berjuang dalam LDM. Dari mulai sulit menerima sampai menyalahkan diri sendir dan orang lain atas takdir yang terjadi saat ini. Di beberapa bulan awal terasa sangat berat bagi kami, tidak jarang keluhan muncul dan berandai-andai waktu bisa diulang, pengambilan keputusan bisa diubah. Sayangnya itu bukan menjadi solusi saat ini, itu hanya menambah keterpurukan dan kekecewaan pada diri, oranglain bahkan takdir Allah, astagfirullah.

Biar waktu yang menyembuhkan, katanya. Kami rasa waktu membantu kami beradaptasi dengan situasi yang baru saat ini. Lambat-laun tangis kami tidak sesering dulu, ketika rasa bersalah dan menyesali keputusan masa lalu kembali dihapus oleh logika saat ini karena hal itu sama sekali tidak membantu atau memberikan solusi. Ya! waktu demi waktu kami jalani hampir 1 tahun berjalan, rasa berat itu berangsur lebih ringan karena prosesnya kami saling menguatkan dan belajar. Sekarang, kami lebih fokus untuk mencari solusi agar kembali bersama-sama lagi satu atap dan belajar dari pengambilan keputusan masa lalu.


Disisi lain, selama proses LDM ternyata banyak sekali nikmat yang Allah hadirkan untuk kami. Rasa-rasanya tidak terhitung dan tanpa diduga-duga, Subhanallah Alhamdulillah. Saat merenung kembali saat-saat merasa terpuruk beberapa bulan lalu, ternyata disisi lain Allah berikan nikmat yang sangat banyak, sayangnya saat itu aku tidak melirik sedikitpun, hanya fokus pada kekecewaan yang ada. Ya begitulah, terkadang kita fokus pada emosi atau hawa nafsu yang ada saat itu tanpa mau mempertimbangkan logika yang masuk.

Diuji Agar Bahumu Kuat

Kembali mengingat doa yang selalu aku panjatkan awal-awal menikah dulu dan merantau ke Jakarta, ingin sekali pindah lagi ke Bandung, mungkin doa itu sedang Allah kabulkan saat ini. Aku kembali tinggal di Bandung bersama anak-anak sedangkan suami masih harus mencari nafkah di Jakarta. Ah.. bukan itu maksudku, bersama-sama tinggal di Bandung maksudku. Atau Allah memang mengujiku dengan doaku sendiri dulu, bagaimana rasanya tinggal di Bandung sendiri tidak dengan suami, mending mana? Tentu dengan proses ini, merasakan keduanya aku akan memilih tinggal dengan suami dimanapun itu, ya! tidak harus Bandung.

Jadi ingat kembali bagaimana ketika sekolah dulu, naik tingkat ketika kita sudah dianggap mampu/lulus dalam ujian yang diadakan sekolah. Begitulah juga dengan kehidupan, mungkin ini ujian dari Allah untuk melatih bahu dan dengkul kami lebih kuat sampai Allah bekata "kamu sudah mampu" lalu memberi dan mengabulkan doa-doa kami saat itu.

Ujian merupakan bentuk kasih sayang Allah pada hambanya agar mereka bisa 'naik tingkat' ke hal yang jauh lebih baik untuk diri dan kehidupan mereka sendiri. 
Allah SWT berfirman: فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا , إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا “Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS Al-Insyirah: 5-6)
Dan yakinlah disetuap kesulitan pasti ada kemudahan, Allah beri satu paket. Yang paling penting jangan suuzon atas takdir yang Allah beri, yakin suatu saat kita akan mengetahui hal apa yang ingin Allah beri dari ujian yang diberikan kepada kita. Selalu ada hikmah dalam setiap ujian yang menimpa, akan ada pelangi setelah hujan. Jalani dengan kesungguhan dan doa juga ketawakalan pada Allah.

Perlu juga digarisbawahi bahwasanya Allah akan memberi ujian sesuai dengan kemampuan hambaNya, tidak mungkin Allah memberi ujian diluar batas kemampuan hambaNya. Oleh karenanya kita hatus selalu optimis atas diri kita sendiri, bahwa kita bisa dan mampu menghadapi semua.
Firman Allah لا يكلف الله نفساً إلا وسعها , bahwa Allah tidak membebani seseorang diluar kemampuannya (Al-Baqarah: 286)

Nikmat untuk Menambah Keta'atan

Ujian terkadang mengalihkan kita pada nikmat yang jauh lebih banyak dibandingkan cobaan dari-Nya. Namun, seringnya kita fokus pada kesusahan yang didapat bukan pada nikmat yang mengalir begitu banyak. Rezeki bukan hanya berupa harta melainkan kesehatan, keluarga harmonis, anak shaleh/shalehah juga merupakan rezeki yang luar biasa. Hal yang sederhana masih bisa bernafas, berjalan dan makan makanan di hai itu juga sudah rezeki yang berharga.

Rezeki dan nikmat yang Allah beri hari demi hari, sampai setiap detiknya patutnya menjadikan kita pribadi yang ta'at dan bersyukur. Memaknai ibadah shalat, puasa, zakat, berbuat baik merupakan bentuk syukur dan rasa terimakasih kita pada Allah atas egala nikmat yang mengalir. Begitulah seharusnya kita semakin ta'at dan dekat dengan Allah.

Kasih Sayang Allah

Begitu luas kepada kita hamba-Nya, begitu banyaj tidak terhitung jumlahnya. Nyatanya, ujian ataupun nikmat sama-sama bentuk cinta kasih Allah pada kita. Agar bertambahnya ketawaan dan derajat kita disisi-Nya. Memaknai ujian dan nikmat dalam kehidupan seharusnya dimaknai dengan sama, harus sama-sama menjadi sarana mendekjatkan kita kepada Allah. Seperti sabda Rasulullah :
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Comments