Perjuangan ASI untuk Qatrunada


Assalamualaikum, 

Foto ini diambil saat Qatrunada di Rumah Sakit karena mengalami bilirubin tinggi, dirawat selama 4 hari di Rumah Sakit untuk mendapat perawatan intensif dengan sinar. Sebelumnya, dari hari kelahiran Nada susah bangun, tidur terus, ya selayaknya bayi pada umumnya. Namun kondisi tersebut membuat aku merasaa wajar saja, ditambah ASI-ku juga belum keluar sampai hari ke-3. Semenjak hari kelahiran memang Payudara terasa sesak, bengkak dan sakit, namun saat itu aku minim pengetahuan bahwa ternyata ASI-ku masih membeku. Sehingga, yang rencananya tidak akan menggunakan susu formula karena keterpaksaan ASI belum keluar, Nada pun diberi susu formula sementara sambil terus aku susui agar ASI terus keluar. 

Awal Nada Mengalami Bilirubin Tinggi 

Cerita awalku tentang sangat minimnya ilmu tentang pasca melahirkan terutama tentang ASI. Jadi aku merasa payudara sudah kencang dan sakit, dipikiranku air susu sudah banyak keluar, Nada di susui terus namunNada selalu nangis nangis nangis ketika dikasih ASI, lama-lama menolak disusui lagi. Ambu-nya Nada pulang kerja 'ngeh' bahwa Nada kuning, begitu nislitah awam di masyarakat. Akhirnya besok pagi kami memanggil Bidan kerumah untuk cek dan ternyata benar, kuning sudah terlihat tinggi kata Bidan dan langsung dirujuk ke RS. Hari itu juga aku dan Bilal berangkat ke RS. Hasil lab Bilirubin Nada tinggi 19.25 padahal maksimal normal bilirubin itu di angka 12 sampai usia 1 bulan. Alhasil Dokter menyarankan rawat, ternyata tidak boleh di tememani, harus ditinggal. Aku dan Bilal cuma diperbolehkan datang di jam besuk (pagi dan sore). Sedangkan selain orang tua bayi tidak diperbolehkan masuk (hanya liat di kaca). 

Perawat bertanya pada saya apakah ASI saya banyak, dengan percaya diri saya jawab "banyak ko sus", "sekali pompa dapet berapa?" tanyanya lagi, "Saya belum pernah pompa" jawabku. Akhirnya aku pinjam alat pompa di RS, coba pompa saat itu juga dan sangat shock melihat bahwa ASI yang keluar NOL. Saat itu aku tidak bisa menahan tangis. Bilal, perawat coba menenangkan namun saat itu aku sangat sulit mengontrol emosi. Terpikir selama ini Nada tidak/ sangat sedikit meminum ASI, pantas aja selalu nangis ternyata tidak keluar/sedikit ASI-nya. 

Perjuangan ASI dimulai 

Setelah pulang Nada tidak mau menyusu langsung, maunya hanya dot. Setiap di susui ngamuk, nangis, menolak ASI. Aku kemudian mencari informasi mengapa seperti itu, googling, tanya teman dan lain sebagainya. Dan ternyata Nada mengalami bingung puting. Kemudian aku mulai stop penggunaan dot dan diganti mengunakan sendok, walau lebih lama, lebih ribet tapi demi Nada mau kembali menyusu langsung padaku dan demi ASI-ku terus bertambah banyak dan Nada bisa benar-benar full ASI. 

Begini pola yang aku buat, ketika Nada hausaku beri ASI langsung terus terus terus aku paksa, ketika dia haus otomatis akan disedot juga ASI-ku (suka/tidak suka) setelah dirasa ASI saya sudah kosong dan mulai seret, Nada masih terlihat haus baru diberi susu formula melalui sendok. Yang memberi susu formula biasanya Ambunya atau Ayahnya. Aku bekerjasama dengan keluarga untuk perjuangan ASI Ekslusif ini. Alasannya? Sebenarnya tidak ada alasan medis hanya aku merasa aku punya ASI dan bisa memperjuangkan ini. Sedih, kecewa ketika harus memberikan susu formula itu langsung pada Nada dan Nadapun pasti merasakan hal yang sama. Lebay? ya mungkin bagi sebagian orang lebay ya, namun memang idealisme-ku mengatakan bahwa aku harus memberikan ASI Ekslusif untuk Nada. Terlebih memang utama bahwa Allah memberikan perintah untuk menyusui, dalam surat Al-Baqarah ayat 233, yang artinya : 

“Dan bagi para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." 
Perjuangan ASI terus berlanjut, Aku terus konsumsi makanan dan minuman pelancar ASI, booster ASI, vitamin ASI, terus baca-baca cerita dan pengalaman para ibu pejuang ASI, alhamdulillah menambah semangat untuk berjuang. Pelan tapi pasti konsumsi susu formula Nada terus berkurang itu artinya ASI-ku makin banyak, Masya Allah Barakallah. Dan tepat 1 bulan 13 hari, Nada sudah konsumsi 100% ASI. Alhamdulillah, Tiada daya upaya atas pertolongan Allah. 

Perangan Menghadapi Kondisi Baby Blues 

Perjuangan tentu tidak sampai disitu saja. Nada mengalami Grow Spurt dimana bayi mengalami percepatan pertumbuhan, Nada menempel terus karena minta menyusu. Nada tampak selalu lapar. Kalau biasanya menyusu 2 jam sekali, saat GS (growth spurts), frekuensinya bisa dua kali lipat. Begitu dilepas dari payudara, Nada pasti nangis. Sampai aku sulit beraktifitas lainnya, untuk sekedar makan, mandi dan solat saja harus tega-tegaan liat Nada nangis dulu. Apalagi dirumah dari pagi sampai siang tidak ada siapa-siapa, semua beraktifitas (sekolah/kerja), jadi tidak ada siapapun untuk dimintai tolong gantian jaga Nada. Ditambah nangisnya Nada luar biasa kenceng, Masya Allah. 


Sebelum mengetahui ada fase Grow Spurt ini aku masih berpikiran ASI-ku tidak cukuplah, sedikitlah. Pikiran negatif itu yang membuat beneran jadi seret lagi ASInya. Well, ternyata kondisi aku juga sedang baby blues sehingga pikiran negatif ini mudah sekali muncul, ditambah dengan tidur kurang, kelelahan, merasa sangat bingung baru memiliki bayi, dsb. Kondisi ini tidak jarang membuat aku menangis di malam hari tanpa sebab yang jelas. Namun perlahan tapi pasti, aku harus sembuhkan dulu diriku, menghadapi stressor ini. Aku sudah komitmen untuk menjadi Ibu Rumah Tangga, fokus mengurus Nada. Sehingga tidak ada alasan buatku menyerah dan putus asa. Ini baru saja awal mengurus anak loh, masa sudah kalah? Perjalanan masih panjang, tantangan lebih besar menanti. Begitu kira-kira hati kecil-ku terus memotivasi. Aku terus berusaha tanya teman, googling sampai akhirnya konsultasi Laktasi. Alhamdulillah Bilal selalu support setiap Ibu nya mau ini mau itu demi Ibu happy dan ASI banyak selalu dijabanin. 

Thank you to ayah Bilal yang jadi Ayah ASI selalu support. 

Hasil Konsultasi Laktasi

Sebagai ibu baru, kita belajar bareng tentang bayi baru lahir tapi sebelum memulainya, ada baiknya dalam mempelajari bayi kita wajib pakai kaca mata bayi. Jangan pakai kacamata org dewasa ya. Karena potensi salah menilai bayi. Sekali lagi, gunakan sudut pandang bayi.

Pertama : Puting itu seberharga apa sih buat bayi? Apakah puting itu menurut kacamata bayi cuma sesederhana sendok garpu gelas piring sedotan, alias media makan minum? Salah total. Puting itu bukan sekedar memenuhi kebutuhan material (lapar haus) tapi jg kebutuhan immaterial (psikologis, tenang nyaman aman hangat dll.). Dengan bayi ketemu puting, itu artinya dia ingin dekat dengan ibunya, dia tenang bersama orang yang dikenal, dia merasa hangat, dia merasa aman, dia merasa tentram, dia merasa nyaman, dia merasa terjamin makan minum, dia merasa tidak jauh dari orang yang disayanginya, lengket sama puting artinya dia butuh ibunya, dia kangen ibunya, dia bahagia dekat dengan ibuya. 

Dengan keterbatasan panca indranya maka puting adalah satu-satunya petunjuk buat dia. Mirip seperti (mohon maaf) orang tuna netra, maka tongkat tentu sangat berharga buat dia karena bisa menunjukan banyak hal. So, begitu pula bayi memandang arti puting. kalau bayi nempel terus diputing itu wajar. Karena memang puting berharga banget buat dia dan puting adalah dunianya bayi. Nah, itu kl kita menilai puting dari kacamata bayi. Coba kl pake kacamata orang dewasa. Bisa bisa kita menilai bahwa asi kita kurang makanya dia nyusu terus. Itu karena kita mengira bahwa puting tugasnya hanya jalan makan minum. Jadi kalau nempel lama pasti indikasi dia masih haus dan masih laper. Padahal presepsi seperti ini mayoritas salah.

Dan sebagai ibu menyusui, tugas kita cuma 1 : selalu ada buat bayi
Biar tidak strees, kuncinya cuma 1 juga. idak usah perhitungan sama bayi. Perhitungan, bahwa kita sudah gendong dia lama. Bahwa kita uda nyusuin dia lama. Bahwa kita uda capek nenemin dia lama. Bayi tidak pernah mau tau itu. Bayi cuma mau kita selalu ada untuk dia. Nah temukan posisi menyusui yang nyaman agar kita tidak terlalu lelah mengikuti ritmen hidup bayi. Padahal sebelumnyanya kita sdh punya ritme hidup kita sendiri sebagai orang dewasa.

Jadi apabila Bunda sudah menjamin minum 4 liter. Makan 4x. Nyusu min. 20 menit per PD. Pijat PD. pijet oksitosin. Pikiran happy rileks optimis. BAK bayi minimal 6x sehari. Berat badan bayi naik 700gr perbulan (usia 1-3bulan). Maka kalo itu semua terjadi, legal untuk kita buang jauh-jauh pikiran Krisis asi/Kurang asi. Karena itu hanya asumsi kita saja. Atau legal untuk kita tidak perlu curiga kenapa bayi kita nyusuuuuu terus, karena nyusu lama, taroh kasur bangun, dan nyusu lagi. Karena ini asumsi yang salah dan sudah kejawab dengan penjelasan diatas. Sebagai ibu kita harus mengendalikan diri sendiri baru bisa mengendalikan bayi. So, kendalikan pikiran perasaan. Hidup terlalu lelah kalau diisi sama asumsi subjektif bukan objektif. Intinya, puting itu berharga banget dimata bayi. Jika seberharga itu, mana mau bayi jauh-jauh dari puting. (dr. Meralda Nindyasti) 

Masya Allah Barakallah Tabarakallah, aku lebih baik setelah mendapat penjelasan dari dokter Meralda. Untuk para ibu baru diluar sana yang masih berjuang, semangat!! Aku coba share point sukses ASI dari pengalaman dan ilmu yang aku dapat ya :

Menyusui itu 95% hanya soal NIAT. NIAT untuk KOMITMEN memberikan ASI. Kalau sudah KOMIT pasti bisa ko. Banyak Ibu bekerja yang sukses ASIP karena mereka komit terus memerah/pumping terjadwal. Ibu rumah tangga yang awal sedikit ASI untuk terus nenenin, rela baby nempok terus kaya koala. hihi Karena ASI itu bekerja SUPPLY DEMAND, ya semakin kita sering mengosongkan PD semakin berlimpah ASI nya.Digaris bawahi dan di bold ya, ini benar-benar masalah NIAT. Kalau sudah NIAT yakin deh semua tantangan dan rintangan di hadapin dengan baik dan positif. Menyusui merupakan salah satu tugas ibu yang tak kalah berat, dibandingkan proses hamil dan melahirkan loh, jadi jangan di sepelekan. Banyak yang menyerah karena kalah dengan yang namanya malas, sudah menyerah sebelum berjuang. Gagal? Belum dikatakan gagal ko kalau masih dalam proses berjuang

Yuk para ibu berikan yang terbaik buat titipan indah dari ALLAH ini. ASI adalah sumber nutrisi yang terbaik untuk sang Buah Hati. Problematika Saya tentang ASI inipun HAPPY ENDING Alhamdulillah, semua atas pertolongan Allah. 

Comments