Bersabarlah Bu, Ini Cara Bayi Membangun Kepercayaan



Assalamualiakum,

Cerita awal mula memiliki bayi, Aku sempat frustasi ketika pasca lahiran dan awal memerankan peran sebagai Ibu. Yaa.. Qatrunada hanya bisa tidur di gendongan dan hanya bisa tidur dengan menyusui. Bisa dibayangkan baju tidak pernah benar, kancing selalu terbuka untuk menyusui Seharian full. Masuk angin? Udah jelas tidak usah di tanya, wek. Sesi satu kali menyusui Qatrunada bisa 2-3 jam bahkan lebih dan tidak pernah kurang. Ketika sudah lepas payudara dan terlelap tidur, aku coba pindahkan ke tempat tidur, jangan ada suara yang bikin kaget, pelaaan, pelaaan, benar-benar pelan-pelan. Walau saat itu aku sudah menahan pipis, menahan perut lapar, menahan bau badan sendiri karena belum mandi. Oke! alhamdulillah berhasil memindahkan  Nada ke tempat tidur. Aku beranjak pergi dari kasur lagi-lagi pelan-pelan, sangat pelan. Ketika sudah menginjak lantai senangnya Nada tidak bangun. Oke lanjut beranjak antara ke dapur dan kamar mandi, hanya beberapa langkah saja.

"Eeeeaaaaaaakkkkkkkkk". Tangisan bayi sudah terdengar jelas, semakin lama semakin keras. Repeat! setiap saat, setiap hari sampai berbulan-bulanpikiran saya jalan-jalan terus. 

"Apa ASInya kurang?" 
"Apa Qatrunada sakit?" 
"Apa harus dipaksa bobo dikasur?" 
"Kapan polanya berubah ya?" 
"Apa seterusnya bakal kaya gini tidak yah?" Dll. 

Setiap hari aku selalu baca-baca, tanya-tanya apapun tentang pola bayi. Kecemasan yang aku buat merambat ke hal-hal yang memang tidak terlalu penting sebenarnya. Dan itu semakin membuat aku mendekati frustasi. Tubuh masih butuh pemulihan pasca lahiran ditambah begadang terus dan Qatrunada bayi tidak bisa lepas dari gendongan setiap hari. Belum lagi ditambah lelah dengan pikiran-pikiran sendiri. Pikiranku ini harus segera 'dijernihkan' dari segala macam kekhawatiran dan pikiran-pikiran negatif yang berseliweran. Dari mulai konsul ke bidan dan dokter. Saya juga sempat juga konsul dengan @ibupedia_id 

Alasan Bayi Hanya Ingin Tidur di Gendongan

Ibu-ibu baru, adakah yang seperti ku? jika ada moga sharing ini bermanfaat ya. Aku akan bagikan rangkuman hasil konsultasi dan hal yang membuat hati tenang dan siap menghadapi pola bayi yang hanya ingin tidur di gendongan.

Seorang profesor bernama James McKenna menjelaskan, “Karena bayi secara biologis mampu untuk merasakan ada sesuatu bahaya yang terjadi ketika terpisah dari orang terdekatnya. Dan mereka merasakan, melalui kulit mereka, ada sesuatu yang berbeda seperti kehilangan kelembutan dari sentuhan ibu, panas dari tubuh ibu, bau ASI sang ibu, kelembutan gerakan ibu, dada ibu yang bernafas dan rasa terlindungi. Bayi terjaga karena merasa ditinggalkan maka ia merasa itu adalah waktu baginya untuk terbangun dan memanggil kembali orang yang paling dekat dengannya.” (Sumber : ibupedia) 

Aku jadi teringat materi jaman kuliah dulu bahwa tahapan perkembangan psikososial menurut Erik Ericson, tahapan pertamanya yaitu Trust Vs Mistrust (Percaya Vs Tidak Percaya). Trust Vs Mistrust terjadi pada usia 0 s/d 18 bulan yang merupakan tingkatan paling dasar dalam hidup yaitu membangun kepercayaan. Bayi sangat bergantung pada kita, perkembangan kepercayaan didasarkan pada ketergantungan dan kualitas dari pengasuhan kita pada bayi. Jika bayi berhasil membangun kepercayaan, dia akan merasa selamat dan aman dalam dunia. 

Kita tidak rela dan tidak ikhlas secara emosional, atau seakan menolak mengendong bayi terlalu lama atau menolak menyusui bayi dengan waktu yang lama juga. Apalagi membiarkan ia menangis terlalu lama, dapat mendorong perasaan tidak percaya diri pada bayi. Kegagalan dalam mengembangkan kepercayaan akan menghasilkan ketakutan dan kepercayaan bahwa dunia tidak konsisten dan tidak dapat melindunginya. Membiarkan tangisan bayi semakin menjadi hanya membuat tingkat kecemasannya meningkat. Bayi berpikir kalau ia ditelantarkan atau ia berada di situasi yang tidak aman. Memang ini bisa melelahkan si ibu, dan kadang menjadi hal yang membuat stres. 

Ya.. Qatrunada kecil dan bayi-bayi lainnya butuh percaya, percaya bahwa ia aman bersama ibunya, percaya bahwa ia terlindungi, ia dikasihi secara fisik dan emosional. Hidup jauh lebih ringan ketika aku relakan hidup untuk si bayi dalam artian tidak perhitungan lagi padanya. Perhitungan bahwa aku sudah mengendong ia seharian atau ia sudah menyusu sangat lama pada saya. Dan ternyata bayi bisa lebih bahagia ketika tidak terlalu terikat pada aturan, aturan ia harus tidur di kasur, aturan ia harus menyusui hanya dengan durasi 30 menit misalnya. 


Menomorduakan semua hal yang harus aku lakukan dan mengutamakan  bayi dengan mendekapnya lembut ternyata menjadi solusi yang paling baik. Sadari bahwa bayi sedang mengkomunikasikan rasa takutnya dan bukan memanipulasi diriku. Kesadaran ini menjadi sangat penting untuk seorang ibu. "Hujan ge aya raatna" Islitah dalam bahasa sunda. Pola bayi akan terus berubah seiring tahapan perkembangannya. Penuhi tahapan perkembangannya dengan baik, karena tahapan itu tidah bisa kembali lagi. Masalah ini akan berlalu, semua kondisi yang ibu anggap sulit dalam merawat bayi hanya bersifat sementara.

Ketika si kecil sudah tidak terlalu ingin terus menerus merasa aman dalam dekapan ibunya, ia akan menjadi seseorang yang lebih percaya diri. Hal ini merupakan hal yang penting bukan?. Jadi bersabarlah para ibu yang hebat. Kita sama-sama tau kalau kita selalu ingin memberikan yang terbaik bagi sang buah hati :)

Comments

  1. Thanks for share, Mbak.
    Aku lagi hamil anak kedua, anka pertama termasuk anteng dan jarang gendong pun nangis sampi bwsar rupanya.
    Nah, info ini bisa buat pengetahuan buat anak kedua karena aku sadar masing2 anak pastilah beda.

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah, sama-sama mbak.. semoga anak kedua gak rewel-rewel juga ya mba, barakallah lancar-lancar sampai lahiran mbak..

    ReplyDelete

Post a Comment