Assalamualaikum,
Hampir saja menjadi salah satu korban penipuan transaksi online. Ceritanya ketika pertama kali memulai membuat akun di salah satu e-commers, dan saat itu ada calon custumer yang ingin membeli barang di listing toko saya. Awalnya tidak curiga, setelah memberikan totalan harga yang harus dibayarkan dan memberikan nomor rekening, tiba-tiba oknum meminta saya memberikan kode yang ada di buku tabungan dengan dalih transaksi sedng error, dia juga memberikan screenshot berupa proses transfer yang tertunda sebagai dalih agar saya percaya.
Hal itu cukup mengherankan bagi saya namun saat itu masih belum curiga bahwa itu penipuan. Dengan polosnya saya memberikan nomor di buku tabungan, tidak lama ada sms kode OTP ke handphone dan oknum memaksa saya untuk memberikan kode OTP tersebut. Dari situ saya sadar bahwa ini penipuan, langsung saya blokir akun tersebut.
Tangan langsung gemetar, membayangkan bagaimana jika benar-benar kena tipu, saldo di rekening tabungan akan lenyap begitu saja. Alhamdulillah masih diberi pertolongan dan kesadaran segera saat itu. Sedihnya, tidak sedikit para ibu yang juga terkena penipuan online seperti ini.
Apalagi akhir-akhir ini terdapat beberapa modus baru yang mengatasnamakan bank BRI dengan modus perubahan tarif transfer bank. Ada beberapa teman yang mendapat pesan tersebut. Penting sekali untuk mengecek kebenarannya dengan langsung contact BRI resmi dan atau akun media sosial BRI yang terverifikasi. Semakin merajalelanya penipuan berbasis online dengan berbagai modus ini sangat meresahkan masyarakat, BRI mendirikan gerakan #NasabahBijak.
Gerakan #NasabahBijak ini wadah komunitas yang lahir dikarenakan makin maraknya penipuan dengan modus Soceng (Sosial engeenering) yang menimpa beberapa nasabah bank dikarenakan minim literatur masyarakat mengenai modus-modus penipuan dan tips untuk menghindarinya. Dengan adanya gerakan ini diharapkan masyarakat luas dapat menentukan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan, serta terhindar dari kejahatan di sektor keuangan dan para ibu perlu menjadi salah satu bagian dari #NasabahBijak ini.
Ibu Bijak Bertransaksi Online
Kenapa sih para ibu perlu ikut serta dalam Nasabah Bijak? karena ternyata para ibu rumah tangga memegang kendali besar dalam perbelanjaan online ini. Menurut data yang dirilis SCG Adversiting and Public Relation, ibu rumah tangga merupakan konsumen yang mempunyai kekuatan besar dalam industri e-commerce dan merupakan konsumen yang memiliki peran signifikan dalam keputusan membeli barang secara online.
Bahkan tidak hanya berbelanja, para ibu rumah tangga juga banyak yang nyambi bisnis online dari rumah. Survei yang dilakukan Markplus dengan tajuk Women & e-Commerce Survey 2019 menunjukkan sebanyak 13,2 persen perempuan Indonesia yang sudah berkeluarga memiliki keinginan untuk membuka bisnis online.
Transaksi online bagi para ibu rumah tangga saat ini sudah menjadi rutinitas dan atau tuntutan. Sayangnya masih banyak yang terkena kejahatan siber, oleh karena itu pentingnya para ibu menjadi bagian dari Nasabah Bijak, lebih waspada dan hati-hati dalam bertransaksi online bahkan nantinya para ibu ini bisa menjadi Penyuluh Digital untuk keluarga dan masyarakat sekitar.
Berikut yang harus para ibu perhatikan sebagai #NasabahBijak :
1. Kenali Kejahatan Siber
Para ibu sangat perlu waspada SOCENG. Soceng atau sosial engeenering merupakan sebuah kejahatan di dunia maya yang bertujuan untuk memanipulasi atau menggiring seseorang agar menyerahkan data pribadi, data akun, maupun data finansial kepada pelaku. Tujuannya tentu untuk menguras isi rekening atau barang berharga korban. Pelaku soceng biasanya akan menyamar sebagai pihak resmi dari suatu perbankan, e-commerce, maupun data keuangan untuk meyakinkan korban.
Sudah banyak korban dan calon korban yang terperangkap dalam tipu Soceng termasuk saya. Sehingga para ibu perlu waspada terhadap aksi begal rekening ini. Perlu juga kita tahu mengenai jenis-jenis modus kejahatan berbasis perbankan yang merajalela dalam dunia digital.
- 5 Jenis Kejahatan Berbasis Perbankan
- Skimming : Menggandakan data nasabah melalui mesin ATM yang menggunakan alat skimmer.
- Phising : Menggandakan data nasabah melalui layanan Internet banking, SMS dan penyebaran link palsu.
- One Time Password (OTP) : Menyedot dana nasabah melalui sejumlah situs jual beli (e-commers
- Vishing (Voice Phising) : Pelaku menghubungi korban melalui telpon dan mengaku dari pihak bank.
- Sim Swap : Pencurian data dengan mengambil alih nomor HP untuk mengakses akun perbankan korban.
2. Lindungi Data Pribadi
Dunia digital semakin berkembang artinya kejahatan siber juga semakin canggih sehingga perlunya waspada terhadap modus-modul pencurian data termasuk di media sosial.
Akhir-akhir ini sedang marak challage di instagram untuk share kegiatan/hal bersama-sama. Hal ini tentu menjadi incaran empuk pagi para pelaku soceng untuk mendapatkan data-data pribadi korban.
Penting bagi kita para ibu untuk memilah dan memilih apa saja yang bisa di share di media sosial dan apa saja yang tidak boleh. Jangan pernah memposting tanggal lahir, nama gadis ibu kandung, nomor NIK, foto KTP, termasuk data identitas anak di media sosial.
Lindungi data-data pribadi ini yang menyangkut akun dan kode-kode yang tidak boleh dibagikan kepada orang tidak dikenal, seperti ; PIN, Username, Password, kode OTP, NIK, nomor CVV/CVC, nomor expert date kartu ATM, dsb.
Berikut beberapa tips terhindar dari penipuan online bermodus Soceng:
- Teliti Sebelum Mengklik
Modus penipuan dengan memberikan link, ketika diklik akun otomatis beralih. Ini sering terjadi pada akun media sosial. Beberapa teman mengalami hal tidak mengenakkan ini, sehingga penting sekali bagi kita untuk mengecek atau teliti sebelum mengklik link yang diberikan apalagi oleh orang asing yang tidak dikenal. Karena saat ini banyak fitur media sosial yang katanya untuk seru-seruan nyatanya malah jadi petaka karena saling share data pribadi.
- Jangan bagikan PIN
Modus yang lain meminta PIN atau Kode OTP yang juga saya alami, oknum akan cukup memaksa kita untuk memberikan PIN atau kode tersebut dengan berbagai macam alasan. Penting untuk kita mampu berkata tidak dan segera sudahi komunikasi dengan soceng tersebut.
- Bayar dengan Metode yang Aman
Pengalaman berharga untuk saya saat saya hampir tertipu bahwa penting untuk ambil metode pembayaran yang aman. Jika bertransaksi di e-commers pastikan e-commers yang kerjasama transaksinya sudah baik, jika bertransaksi online di media sosial pastikan akun jual-beli tersebut sudah benar-benar terpercaya.
- Waspada Nomor Tidak dikenal
Saya termasuk orang yang jarang sekali mengangkat nomor tak dikenal. 3x menelpon baru saya angkat dan ketika ada hal yang mulai mencurigakan langsung tutup dan blockir nomor tersebut.
Menjadi Nasabah bijak dengan kenali kejahatan siber dan lindungi data pribadi, para ibu akan lebih aman dan nyaman bertransaksi online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dirumah dan atau mencari penghasilan tambahan dari rumah. Selain 2 hal tersebut, mari menjadi Nasabah bijak dengan menjadi penyuluh digital bagi keluarga dan kerabat. Sehingga semakin banyak yang aware dan waspada terhadap kejahatan siber.
Memang kita harus ekstra waspada saat berselancar di dunia maya. Kejahatan jaman sekarang sangat menakutkan. Salah kasih data pribadi bisa bikin harta kita semua melayang. Bener harus bijak ya, jangan mudah tertipu
ReplyDeleteIh nakal ya minta OTP. Untung dirimu langsung tanggap apa yang terjadi. Kita emang kudu bijak deh berurusan online begini
ReplyDeleteBeneran harus selalu waspada ketika sedang bertransaksi secera online yah, ada aja orang dengan niat jahat yang berusaha menipu duh. Pokoknya kalo ada yang minta klik link aneh atau minta2 kode OTP mending langsung di-block aja deh yah biar aman
ReplyDeleteAku nih termasuk yang lebih sering bertransaksi secara online, karena memang lebih praktis dan cepat menurutku ya. Apalagi sekarang ini memang sudah dimudahkan dengan teknologi yang ada, tapi memang harus pandai juga dalam menyikap teknologi tersebut.
ReplyDeleteModus penipuan sekarang makin banyak, kadang di luar nalar kita. Sampai memaksa kita untuk menyerahkan kode OTP, kalo yang awam bisa melayang tuh isi tabungannya ya.
ReplyDeleteMembaca kisah kejahatan siber yang semakin canggih dan canggih ini membuat kekhawatiran kita terutama yang kejadiannya unik-unik dan terkait perbankan. Semoga dengan literasi menjadi nasabah bijak ini bisa kita terapkan dan dijauhkan dari kejahatan siber.
ReplyDeleteSekarang makin banyak kejahatan siber ya mbk, ngeri ngeri sedap. Kadang kitanya nggak ngeh kalo itu masuk di kejahatan siber. Semoga kita dijauhkan dari hal hal buruk
ReplyDeleteSepakat mbak, jadi ibu memang mesti bijak dalam bertransaksi online. Mesti bisa melindungi data diri dan nggak mudah terbujuk oleh pelaku kejahatan siber yang memang lihai mengarahkan korbannya untuk menuruti apa yang mereka inginkan
ReplyDeleteKejahatan cyber makin canggih aja ya. Sudah seharusnya para nasabah siaga dan waspada untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan. Minimal punya bekal pengetahuan apa saja jenis kejahatan cyber itu dan bagaimana cara mencegahnya. Kalau ada yang janggal langsung lapor ke pihak berwajib..
ReplyDeleteSetujuu harus waspada karena ibu rumah tangga sering melakukan transaksi perbankan, mulai urusan byr sekolah, listrik air belanja dkk.
ReplyDeleteHati hati dan tdk mudah percaya (gusti yeni)
Melakukan transaksi online memang harus bijak ya mbak
ReplyDeleteBiar kita tidak terkena jeratan kejahatan cyber
iya zaman now kita harus jadi ibu yang bijak yaa, agar tidak mudah ditipu dan terjerat kejahatan cyber.
ReplyDeleteHarus waspada banget ya Mba biar nggak kena modus kejahatan siber Yang sekarang ini marak terjadi di masyarakat. Harus lebih bijak kalau sekiranya dapat pesan atau telp mencurigakan lebih baik tidak direspon saja atau blok sekalian.
ReplyDeleteTerimakasih... Artikelnya kaya ilmu, nih. Jadi lebih tau kejahatan-kejahatan siber dan istilah-istilah yang terkait. Yup, ibu bijak kudu mekek hal beginian.
ReplyDelete*melek
DeleteDuh duh hampir saja ya Mbak kalau nggak waspada, otp pun berpindah tangan, duit di rekening tabungan pun bisa amblas seketika, seram banget..huhu..jadi pelajaran buat mamak-mamak nih jangan lengah di media sosial
ReplyDeleteBermacam-macam kejahatan siber sekarang ya. Sangat mengerikan. Kudu waspada dan hati-hati bener. Saya juga hampir ketipu kapan hari itu.
ReplyDeleteSekarang kejahatan siber memang kudu dilawan dengan cara cerdas juga. Mau g mau kita kudu belajar
ReplyDeleteAlhamdulillah terhindar dari penipuan. Iya nih jaman sekarang serem.banget kejahatan siber. Apalagi kalau urusan perbankan. Sering takjub sendiri. Kok bisa ya orang nipu sampai secanggih gitu.
ReplyDeleteMemang kudu waspada ya , apalagi buat ibu2 seumuran aku. Kadang aku banyak tanya sama anakku juga
ReplyDeleteya ampun alhamdulilah neng langsung ngeh itu penipuan ngeri memang ya sekarang marak banget modus penipuan semoga kita senantiasa hati2 dan dilindungiNya
ReplyDeleteHarus hati-hati ya Mak pokoknya dengan segala macam "pancingan" yang ada di media sosial biar kita nggak terkena penipuan yang modusnya udah mulai makin beragam dan nggak kebaca triknya.
ReplyDelete