Practical Life Skills Penting Diajarkan Sedari Dini


Assalamualaikum, 

Hi sahabat, akhirnya mulai menulis lagi setelah beberapa minggu abstain karena buruknya manajemen hawa nafsu. Ya! Manajemen waktu dengan jadwal sudah dibuat sedemikian rupa namun rupa-rupanya aku masih harus belajar tentang manajemen hawa nafsu. Nanti akan bahas ini juga di blog, sekarang kita bahas tentang bagaimana membersamai anak-anak yuk!.

Bagaimana harimu bersama anak-anak bu? Melelahkan namun menyenangkan bukan? Jika yang dirasa hanya lelah tidak ada rasa bahagia, coba cek kembali apa yang salah, mulai menyortir kembali mana yang membuatmu bahagia dan lakukan itu bersama anak-anak 😊. 

Alhamdulillah Nada sebentar lagi akan memasuki usia 3 tahun, aku merasa sekarang ia sudah besar dan merasa semakin ringan untuk membersamainya. Benar sekali, masa-masa sulit itu kini sudah berlalu, sudah terlewati. Masa-masa dimana bayi tidak bisa lepas dari ibunya, dimana ibu merasa stres karena tidak ada waktu untuk diri sendiri, masa-masa dimana anak benar-benar tidak bisa tanpa ibunya. 

Mandiri Sedari Dini

Ternyata seiring perkembangan usianya, anak semakin mampu mandiri. Kemampuan mandiri ini sangat penting dalam kehidupannya sekarang sampai dewasa kelak. 
Kemandirian berfungsi untuk membantu anak mencapai tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan serta memperoleh penghargaan. Tanpa didukung oleh sifat mandiri maka individu akan sulit mencapai sesuatu secara maksimal, akan sulit baginya untuk mencapai kesuksesan (Julia Sarah Rangkuti). 
Namun, kemampuan mandiri ini tidak serta merta ada begitu saja, tentu perlu stimulasi sedari diri untuk mencapai individu yang mandiri. Menurut Hurlock, seorang tokoh psikologi perkembangan, kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan atau tugas sehari-hari sendiri atau dengan sedikit bimbingan sesuai dengan tahapan perkembangan anak dan kapasitasnya (Hurlock, 1991).

Semakin dini berlatih mandiri dalam melakukan tugas tugas perkembangan di usianya, semakin terlatih keterampilan kemandiriannya. Sehingga akan lebih mudah dikuasai dan dapat tertanam kuat dalam diri anak. Perlunya stimulasi khususnya dari orang tua dalam melatih keterampilan mandiri ini. Melalui latihan yang dilakukan berulang-ulang dan terus menerus.

Dalam melatih kemampuan mandiri, orang tua haruslah memberikan kepercayaan pada anak untuk menjadi bisa tanpa bantuan orang lain. Beri anak kebebasan yang bertanggung jawab untuk melakukan tugas-tugasnya, seperti ; mengambil minum sendiri, makan sendiri, memakai sandal/sepatu sendiri, memakai baju sendiri, membuang sampah, dsb. Tugas orang tua hanya mengawasi, memberi arahan, memberi contoh dan mendukung juga pastikan anak dalam kondisi aman. 

Selain hal-hal yang bersifat kebutuhan anak sehari-hari, perlu juga dilibatkan dalam melakukan kegiatan rumah sehari-hari. Seperti ; mencuci, menyapu, memasak, menjemur, dsb. Hal tersebut bisa dijadikan permainan bersama anak dan yakin mereka akan happy membantu kita. Bantu anak juga untuk berlatih memilih, karena dalam perjalanan hidupnya akan dihadapkan dengan banyak sekali pilihan, sehingga orang tua sangat perlu menstimulasi kemampuan memilih.

Baca juga : Anak Belajar Memilih

Bentuk kemandirian tidak hanya berkaitan dengan fisik namun juga psikis, kemampuan mandiri mengenal dan menyelesaikan tugas emosinya. Seperti ; marah karena mainannya diambil teman, kesal karena sulit membuka baju, dsb. Jangan lupa kenalkan juga emosi-emosi tersebut "Nada kesal ya sulit membuka baju?", "Nada sedih ayahnya pergi kerja?", dsb. dan jangan mudah mengalihkan, biarkan ia merasa dan peka terhadap emosinya. Selanjutnya berikan empati sehingga ia pun belajar berempati pada orang lain.

Practical Life Skills

Keterampilan kehidupan sehari-hari yang akan selalu dilalui, dilakukan individu selama hidupnya. Itu mengapa berlatih practical life skills menjadi penting diajarkan sedari dini. Buat kegiatan kegiatan tersebut menyenangkan untuk anak dan yakinkan pada diri kita sebagai orang tua bahwa hal ini adalah proses belajar besar untuk mereka. Sehingga, jangan merasa terbebani dengan bertambahnya tugas kita karena belum sempurnanya hal yang dilakukan anak tersebut. 
Practical life adalah suatu kegiatan kehidupan sehari-hari secara langsung dalam proses belajar pembekalan keterampilan hidup (life skill). Tujuan pengemvangan practical life bagi anak (Depdiknas, 2007:3), yakni :
  • Menyadari atau mengenal perilaku yang dikehendaki dalam kehidupan sehari-hari.
  • Mentolerir adanya ragam perilaku yang mencerminkan adanya keragaman nilai.
  • Menerima perilaku yang dikehendaki dan menolak perilaku yang tidak dikehendaki, baik oleh diri sendiri mauoun orang lain.
  • Memilih perilaku yang mencerminkan nilai-nilai yang dikehendaki, misalnya disiplin, mandiri, sopan, ramah, hormat, menghargai orang lain. 
  • Menginternalisasi nilai-nilai yang baik sebagai bagian dari kepribadian yang menuntun perilaku sehari-hari.

Merasa direpotkan karena anak yang ingin mandiri dengan tidak sengaja air menjadi tumpah, menyapu malah semakin kotor, memotong sayur tidak jelas bentuk, mencuci piring tidak bersih, dsb. Sehingga kita melarang bahkan memarahinya. Maka jangan salahkan anak ketika kelak ia tidak mau membantu kita. Melarang anak akan mematikan rasa ingin tahunya dan menghambat proses kemandiriannya. Berikan kesempatan anak untuk mencoba, beri kepercayaan padanya. Maka anak akan merasa dihargai dan belajar bertanggungjawab.

Semoga kita dapat terus mengupayakan yang terbaik untuk anak-anak kita, selamat berkegiatan bersama anak ya moms 😊.

Sumber :
Depdiknas 
Buku Rumah main anak 
Psikologi Perkembangan Hurlock

Comments

Post a Comment