Playground Bukan Sekedar Area Bermain


Assalamualaikum,

Kali ini mau cerita soal playground/playzone. Siapa sih anak yang gak suka ke playzone? pasti happy sekali yaa, mandi bola, trampoline, ayunan, kuda-kuda, perosotan, dsb. Sejak usia 1 tahun, ketika Nada baru bisa jalan, ia sudah senang main di playground. Namun kami tidak sering menyengaja untuk bermain play zone di mall yang harganya cukup mahal itu, hehe. Sampai dengan saat ini, Nada hanya bermain di play zone mall berbayar itu 2x saja. Ibu pelit? Haha saya merasa menyengaja bermain di playground berbayar tidak urgensi. Nada masih bisa dan tetap happy bermain di playground yang gratis. Beberapa mall Jakarta juga menyediakan playground gratis juga, biasanya kami mencari tempat makan yang menyediakan arena bermain, bahkan di puskesmas Kebon Jeruk dekat rumah ada arena playground nya juga loh, hehe.

Memberikan Kepercayaan Pada Anak Ketika Bermain

Pertama kali Nada bisa menikmati arena playzone itu ketika usia 1 tahun dan kami sedang menunggu antrian imunisasi di puskesmas Kebon Jeruk. Memang, untuk playground gratis di tempat-tempat umum seperti puskesmas/resto itu tidak terlalu besar, dan resikonya penuh, harus antri dan berbagi mainan dengan anak-anak lainnya.
Ketika itu, banyak anak-anak di atas Nada yang ikut bermain. Mungkin karena penuh, beberapa orang tua khawatir sehingga mengatur anaknya bermain.
"Kesini, main yang ini aja"
"Disitu penuh, awas itu kakak mau lewat"
"Disini aja sama bunda, disitu penuh takut jatuh"
"Main kuda-kuda saja sini kosong"
Padahal mungkin si anak inginnya main perosotan bukan kuda-kudaan. Malah saya melihat beberapa orang tua yang inisiatif mengambilkan plus menjaga mainan kuda-kudaan untuk anaknya, maksudnya agar tidak diambil anak lain. 
Padahal di area playground anak akan banyak belajar tentang kemandirian, penyelesaian masalah, mengambil keputusan, menerima konsekuensi, dsb. Hanya saja orang tua harus memberikan kepercayaan pada anaknya.
Saya memilih untuk menjaga, melihat, mengamati Nada bermain tanpa intervensi, kecuali memang ada hal yang berbahaya. Nada sangat bermain dengan enjoy, beberapa kali memang didahului tanpa antri oleh anak-anak usia di atasnya, namun Nada its fine, dia gak apa-apa ko, dia tetep happy. Tak jarang juga Nada dihalangi untuk tidak bermain perosotan, ternyata Nada mencari alternatif mainan lain atau bahkan bersikukuh ingin main perosotan. Selama ia bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, saya tetap tidak intervensi, cukup mengamati.

Cerita Nada Tertindas di Playground

Cerita 3 hari lalu mampir ke tempat makan sebelum pulang. Nada seneng banget ada playzone di tempat itu. Awalnya sendiri tapi lama-lama ada 2 orang anak yang ikut main juga, dua-duanya perempuan dan sudah di atas Nada sekitar usia 6/7 tahun. Awalnya main biasa, tapi lama kelamaan Nada jadi tertindas gitu 😅. Gak boleh main, mau perosotan dihalangi katanya : "kamu gak boleh main ini, sana aja main kuda"

Nada dengan muka polos turun dan naik kuda2an warna biru, baru saja naik kudanya di tarik-tarik sama kakak itu sambil ngomong : "Jangan kuda yang ini, kamu kuda yang itu aja yang paling jelek" sambil nunjuk kuda yang merah. Nada dengan muka polosnya lagi pindah ke kuda merah, dan main lagi dengan happy. Yup Nada mungkin belum mengerti atau mungkin tidak menganggapnya sebuah kekecewaan.

Saya dan suami mantau dari tempat makan yang jaraknya cukup dekat. Rasa hati ingin bilang ke 2 anak perempuan itu kalau mainnya harus berbagi tidak boleh seperti itu. Tapi ditahan-tahan, selama Nada happy dan tidak tersakiti atau menyakiti.. its oke 👍 Akhirnya kami pulang duluan, dan Nada dadah-dadah ke kakak-kakak itu walau di cuekin. duh malah ibu yang baper kan 😥😅.

Cerita Nada bertemu dengan Kakak Baik Hati di Playground

Cerita sudah lama sekali, waktu itu Nada masih 1 tahun kurang, sudah bisa jalan namun terkadang masih oleng, hehe. Saya janjian dengan teman untuk bertemu dan makan siang, saya request bertemu di tempat makan yang ada playground nya. Di playground tersebut sebenarnya tidak terlalu banyak anak-anak yang bermain, waktu itu hanya 4 orang bersama Nada dan semua usianya di atas Nada.

Saat itu, ada 1 anak perempuan sekitar usia 4 tahun yang menguasai semua mainan, Nada tidak boleh main ini dan itu. Padahal saya ada loh disitu karena saya harus memegangi Nada yang masih belum stabil jalannya. Saya tidak berkomentar atau mengatakan sesuatu, saya biarkan saja dulu Nada mengamati disekitarnya.

Lalu ada 1 anak perempuan sekitar usia 6 tahun dan adiknya sekitar usia 4 tahun, sedang bermain kuda-kudaan. Anak perempuan itu melihat Nada dan mungkin merasa kasihan karena tidak mendapatkan mainan kuda-kudaan. Akhirnya anak perempuan itu memberikan kuda-kudaan nya pada Nada. Ia tidak melihat dan berkata pada saya, tapi ia melihat dan berkata pada Nada :

"ini dek main kuda yang ini saja"

"Terimakasih ka" ucap saya, lalu ia tersenyum dan duduk melihat yang lain bermain.

Ya Allah, saat itu saya terenyuh sekali. Masya Allah baik sekali kakak itu 💕.

Tak lama, nada berdiri (mungkin pegal) mainan sudah direbut kembali oleh anak yang nyebelin itu 😥. Nada merengek ingin main kuda lagi, saya berkata : "sebentar ya nak, gantian"

"Main nya kan sama-sama jadi harus gantian"

Setelah menunggu beberapa lama, kuda-kudaan belum kosong juga. Anak perempuan itu menghampiri dan berbisik ke adiknya, entah berkata apa tiba-tiba adiknya mau meminjamkan mainan kuda-kudaan tersebut pada Nada. Kakak itu berkata lagi kepada Nada : "ini dek, main lagi", "Terimakasih ya ka" jawab saya, ia kembali tersenyum.

Masya Allah, kakak itu baik sekali, ia mampu berempati dan memiliki attitude sopan dan baik 💕. Lalu saya bergumam dalam hati, Insya Allah Nada akan seperti kakak itu, memiliki attitude baik dan mampu berempati pada orang lain.

Jarang sekali ditemui di arena playzone. Biasanya yang sering dijumpai adalah anak-anak yang bermain semaunya, egois dan tidak mau berbagi 💔. Saya rasa adab bermain sangat perlu diajarkan pada anak-anak.

Adab Bermain di Playzone

Adab bermain di tempat umum perlu sekali diajarkan pada anak-anak, setidaknya anak kita mampu tertib dan tidak mengganggu orang lain. Beberapa adab yang perlu diajarkan, diantaranya :
  1. Aturan Bermain : Jadi semacam main perosotan itu naiknya dari tangga, bukan dari perosotannya.
  2. Mengantri : Mengantri ketika akan main perosotan, biasanya anak-anak banyak yang menyele dari bawah perosotannya 😥.
  3. Berbagi : Misalnya mainan lego, ada beberapa playground yang menyediakan lego. Anak-anak perlu diajarkan berbagi jangan semua diambil dan dimainkan.
  4. Begantian : Seperti main kuda-kudaan mainnya bergantian, kuda-kudaan itu bukan milik pribadi jadi jangan suka dibawa-bawa atau di tag 'ini punya saya' yang lain tidak boleh pinjam.
  5. Sabar : Nah yang belum kebagian, misal kuda-kudaan nya penuh atau legonya dipakai semua, jangan direbut ya. Sabar menunggu atau jika lama bisa berkata baik-baik "gentian ya ka". Kalau main perosotan yang di depan lama, jangan didorong, bisa di semangatin mungkin dia takut.
Playground itu bukan hanya tempat bermain, tapi juga tempat anak-anak belajar bersosialisasi, belajar berempati, belajar pemecahan masalah, belajar pengambilan keputusan, belajar menerima konsekuensi, dsb. Sounding dan melatih anak-anak supaya punya adab bermain di tempat umum penting sekali, agar anak kita cerdas emosi dan karakternya 💕.

Senang berbagi 😊.

Comments