Pengalaman Toilet Training Qatrunada - Part 1



Assalamualaikum,
Menurutku, selain menyusui dan menyapih tugas ibu yang tak kalah penting dan tak kalah sulit adalah mengajarkan toilet training pada anak. Ah, rasa-rasanya tugas ibu semuanya berat ya, hehe. Pantas saja perintah Allah untuk anak patuh dan hormat kepada orang tua terutama ibu. By the way, kali ini aku akan cerita pengalaman mengajarkan Nada toilet training. Mungkin tulisan ini akan jadi seperti curhat karena akan aku buat detail, juga dengan perasaan yang aku rasakan selama proses toilet training ini. Dimulai dengan alasan memilih waktu untuk memulai toilet training. Aku mulai mempersiapkan toilet training ini semenjak Nada selesai disapih yaitu usia 2 tahun pas. Btw, aku pakai metode weaning with love dalam menyapih Nada dan alhamdulillah lancar juga mudah proses nya.

Alasan Memulai Toilet Training di usia 23 Bulan 

  • Sudah Selesai Menyapih 
Aku memilih mengerjakan tugas yang tergolong berat menurutku, satu per satu agar fokus dan tuntas. Memilih menuntaskan dulu menyapih sampai Nada dan aku benar-benar merelakan proses menyusui. Memilih untuk melakukan TT setelah menyapih salah satunya adalah agar frekuensi buang air kecil tidak sesering ketika masih menyusui. Ini salah satu trik agar tidak terlalu lelah juga nanti dengan prosesnya.
  • Waktu Jeda Cukup untuk Adaptasi
Tiga bulan menurutku dan Nada cukup untuk proses adaptasi menyapih. Dalam waktu tiga bulan, Nada dan aku sudah cukup terbiasa tanpa proses menyusui lagi. Sudah tidak gelisah ketika mau tidur yang bisanya menyusu, sudah tidak mencari asi ketika bangun malam, cukup diusap-usap Nada sudah bisa kembali tidur. Intinya Nada sudah lupa dengan menyusui, ketika ditawarkan lagi pun ia sudah tidak mau, hehe.
  • Waktu untuk Sounding tentang TT
Selama jeda 3 bulan itu, sambil kami beradaptasi menyapih, sambil terus sounding tentang proses TT yang akan dilakukan. Semakin dekat dengan proses TT semakin sering aku sounding ke Nada. Otomatis sounding ini juga berlaku pada diriku sendiri, aku sounding Nada sama dengan aku sounding diriku juga. Karena untuk melakukan tugas besar seperti melatih TT ini butuh mental yang siap dan kesabaran ekstra bagi ibu. 

"Nada nanti ketika usia Nada 23 bulan, Nada pipis dan pup nya di kamar mandi. Nada sudah besar jadi sudah tidak pakai pampers lagi nanti".
"Nada, 2 bulan lagi Nada tidak pakai pampers ya, kalau mau pipis dan pup di kamar mandi, nanti bilang sama ibu/ayah."
"Nanti kalau mau pipis/pup nada bilang, Ibu, Nada mau pipis' atau 'ayah, Nada mau pup', nanti ibu/ayah bantu bukakan celana dan ditemenin ke kamar mandinya, oke?". Dan Nada selalu menjawab "oke" sambil minta tos 🖑.

Semakin dekat dengan waktu proses TT dimulai semakin gencar juga sounding yang aku kasih ke Nada. "Nada 1 minggu lagi Nada sudah tidak pakai pampers ya". Walau mungkin sebenarnya ia belum paham makna waktu seperti 3 bulan lagi, 2 bulan lagi, 1 minggu lagi. Namun aku selalu mengatakannya, seolah-olah ia paham saja. Aku membuat kepercayaan padanya untuk 'paham'. Lalu, apa yang dipersiapkan ketika akan memulai proses toilet training?. Sebenarnya untuk aku persiapan peralatan tidak begitu banyak, dan persiapannya juga tidak lama. Tapi untuk mental dalam proses TT ini, persiapannya cukup panjang sampai aku berkata pada diriku sendiri, 'bismillah siap'. 

Persiapan Peralatan dalam Memulai Proses TT, Yaitu :

  • Celana Dalam 
Aku membeli celana dalam 1 lusin, 12 pcs dan memilih gambar yang lucu-lucu, seperti gambar princes, cats, dsb. Tentunya untuk menarik minat anak untuk memakainya, pampers aja tampilannya lucu-lucu kan sekarang ya, hehe. Selain agar anak tertarik untuk memakai celana dalam, ini juga bisa dijadikan trik seperti ketika anak pipis di celana, "Pipisnya di kamar mandi ya, kasian princes/cat nya dong kalau Nada pipis di celana".
  • Alas Kasur Anti Air
Alas kasur anti air untuk mengantisipasi pipis ketika anak sedang tidur, baik siang/malam. Alas kasur bisa menggunakan sprei anti air atau perlak besar. Ini bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing, kalau aku menggunakan perlak besar, dan digunakan di bawah sprei. Supaya Nada bisa tetap nyaman tidur karena memang kurang nyaman tidur di atas perlak. Jika kebablasan pipis di kasur, saya tinggal mengganti dan mencuci sprei tanpa harus menjemur kasur, intinya meminimalisir adanya bau pesing di kasur.

Aku hanya mempersiapkan 2 itu saja untuk peralatan. Sebenarnya banyak peralatan lain seperti potty kecil dan TT pants. Potty kecil banyak dijual dan gambarnya emang lucu-lucu salah satu cara untuk membuat anak tertarik ke toilet. Tidak menggunakan potty kecil karena aku sudah berniat untuk mengajarkan tt dengan posisi jongkok, alasannya utamanya karena sunnah Rasulullah dan ternyata banyak manfaat kesehatan dari jadi penggunaan wc jongkok. Sehingga aku memutuskan tidak membeli.potty kecil, sudah cukup dengan wc jongkok yang ada di rumah. Lalu TT pans, ini seperti clodi tapi tetap tembus ketika anak pipis/pup hanya saja menjadi berat, mungkin salah satu tujuan penggunaan tt pants ini agar anak risih. Aku tidak menggunakan ini karena tidak urgensi dan sepertinya terpakainya akan sebentar.

Persiapan Mental dalam Memulai Proses TT

Persiapan mental sebenarnya yang terpenting sih menurutku, apa saja yang dipersiapkan untuk aku siap mental ini? Ya cuma 1 sih banyak belajar cari ilmu tentang TT ini. Jadi aku banyak baca referensi, metode TT, tips TT, pengalaman orang tua lainnya, dsb. Dari hasil cari bahan TT ini aku jadi mempersiapkan hal-hal yang akan membuat mentalku siap, yaitu :
  • Memilih Metode TT
Metode TT seperti ada yang memilih metode pagi lepas pampers, malamnya tetap pakai dulu. Ada yang langsung full lepas pampers pagi dan malam. Ini tentunya disesuaikan dengan keadaan masing-masing ya. Dan aku memutuskan untuk lepas pampers full, pagi dan malam. 
  • Membayangkan Kondisi Ketika Proses TT
Dengan membaca banyak referensi tentang TT, aku jadi punya bayangan dan ini salah satu modal untuk siap mental. Tidak akan kaget ketika kondisi-kondisi tersebut terjadi, dan lebih mempersiapkan diri untuk lelah juga memiliki stok sabar lebih. Seperti, mencuci celana dan/atau baju anak setiap hari dan kondisi ketika harus mengepel lantai rumah berkali-kali setiap harinya. Bagaimanapun proses anak beda-beda, ada yang cepat ada juga yang lambat, stok sabar lebih sangat diperlukan karena jarang sekali anak yang 1-3 kali dikasih tau langsung sukses TT. Semua proses, proses ya butuh waktu dan usaha juga sabar.

Membuat Trik dalam Proses TT

Aku pribadi membuat trik seperti ;
  • Tidak bepergian selama 1 minggu full, untuk fokus pada pengenalan pipis/pup.
  • Memberi banyak minum atau memberi buah yang mengandung banyak air. Selama 1 minggu itu ditargetkan agar Nada bisa cepat mengenal pipis/pup sehingga aku banyak memberinya air putih dan buah-buahan mengandung air. Semakin sering pipis/pup semakin cepat mengenal dan adaptasi.
  • Tidak mengatur jam pipis/pup agar anak merasakan sensasi kebelet ingin pipis/pup tentunya akan semakin memahami tubuhnya ketika keinginan pipis/pup itu muncul. 
  • Membangunkan ketika tidur malam, sebagai pengenalan 'sadar' ketika ingin pipis dikala tidur, tetap harus bangun dan pipis di kamar mandi.

Tentu persiapan ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing ya, karena tidak semua sama. Ibu/ayah yang lebih tahu kondisi anak juga kondisi ibu/ayah sendiri dan yang lebih memahami situasi di rumah seperti apa. Btw, Tulisan tentang toilet training Nada bersambung ya, next akan aku tulis bagaimana cerita prosesnya TT Nada berlangsung. Semoga bermanfaat 💕.

Comments