Tentang Kehilangan

Assalamualaikum,
"Tapi nyesek nya sampe sini..paham lah yaa kita sebagai ibu 😭". Balasan DM yang dikirimkan teman semasa kuliah dulu, menguatkan rasa bahwa kehilangan orang terkasih adalah hal yang paling menyakitkan. Orangtua yang kehilangan anaknya, sedang dirasakan teman kami semasa kuliah dulu. Ah rasanya sesak sekali melihat postingannya di media sosial nya 💔.


Empati jadi Lebih Kuat

Tanpa sadar atau tidak, setelah menjadi orangtua rasa-rasanya empati semakin terasah. Semakin bertambahnya usia, semakin bertambah pengalaman, semakin banyak melewati ujian, nyatanya memang membuat kita terlatih tidak hanya soal kekuatan mental fisik melainkan juga sensitivitas hati dan empati.

Beberapa teman telah mengalami kehilangan yang teramat sangat berpengaruh pada kehidupannya. Beberapa kali juga share tentang kisah-kisah mereka di media sosial, seperti bunda Yeni salah satu Blogger parenting juga yang telah kehilangan anak kedua nya. Teh Fany, teman seperjuangan di Jakarta dulu, kehilangan suami tercintanya. Dan sekarang Ola dan Tama teman semasa kuliah dulu kehilangan anak pertamanya.

'Nyeseknya sampai disini'. Karena memang benar begitu adanya, rasa sedih begitu terasa buat ku dan mungkin teman-teman yang lain juga. Sampai beberapa teman juga turut mendoakan dalam status mereka dan juga minta doa pada para teman online. Membayangkan bagaimana diposisi itu, pasti berat, sangat berat malah. Mungkin aku belum mampu sekuat itu.

Belajar Syukur

Selain ikut ber-empati, belajar jadi kehilangan adalah bersyukur. Bersyukur jika kita masih diberikan kesehatan, kesempatan dan waktu bersama-sama dengan orang tersayang dan terkasih.

Beberapa nasihat dari orang yang pernah merasakan kehilangan orang terdekat adalah 
Hargai waktu dan kesempatan selagi bisa bersama-sama
Menghargai ini tentang bagaimana kita memperlakukan orang-orang tersayang dengan cara yang terbaik yang bisa kita beri.

Karena banyak yang merasa menyesal setelah kehilangan, jadi kenapa tidak memberikan yang terbaik yang kita bisa beri sekarang saat kesempatan itu masih Allah berikan.
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kemehakuasaan Allah) bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur” (QS Luqmaan: 31).

Hanya Titipan

Sebuah nasihat yang sungguh sangat ringan diungkapkan tapi sangat sulit dijalani adalah ikhlas. Ikhlas kalau Allah ambil kembali titipan-Nya dari kita.
Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.” (QS. Ali ‘Imron [3] : 109)
Meyakini bahwa segala yang didunia ini tidak abadi, menyadari bahwa semua yang kita punya adalah titipan yang suatu saat akan diambil kembali oleh-Nya.
Meyakini ini sangat mudah namun menjalani prosesnya sangat sulit setelah kehilangan. Ah.. manusia tempatnya khilaf, benar-benar lemah tanpa kuasa Allah.

Siapapun yang sedang merasakan rasa sesaknya kehilangan, semoga Allah bantu lapangkan jiwanya, Allah bantu luaskan hatinya, Allah bantu mudahkan prosesnya dalam menjalani hari-hari tanpa sesuatu yang telah diambil kembali oleh-Nya. Semoga tabah tawakal menjalaninya, aamiin yra. 🤲

Comments