Mindset Ini yang Bikin Kamu Tidak Malas Lagi


Sering banget menegur diri sendiri "hey Hikmah, kamu mau ini mau itu tapi kerjaan kamu banyak leha-leha-nya, gimana mau Allah kabul woy!".

Ah, tau banget teorinya untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan selayaknya kita harus 'memantaskan diri' sampai pada titik Allah berkata "Oke Hikmah, kamu sudah layak dapetin ini". Tapi sayangnya, prakteknya susah sekali, beneran susah 😢. Ya bukan perjuangan namanya kalau itu 'mudah', kamu perlu berjuang dong! Selayaknya meme : "Cita-cita kurus tapi hobi makan, ya susah dong!".

Ini mengapa Setan bertaruh dirinya untuk neraka, mereka akan 'keukeuh' dan 'keyeng' (bahasa sunda) untuk menggoda manusia-manusia apalagi yang leyeh remeh kayak aku. Digoda dengan rasa 'malas' sedikit aja sudah K.O. tidak mampu melawan. Mmm.. mampu sih sebenarnya, lebih tepatnya tidak mau untuk mampu melawan 😣.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka” (QS. Ar-Ra’d : 11).
Harapan itu masih besar dihati dan pikiran ini, namun upaya untuk perubahan yang masih perlu dibesarkan. Teringat di sebuah kajian, salah satu percakapan bikin aku merenung juga.

Ustad : "Semoga kita semua segera berkesempatan untuk beribadah ke Tanah Suci"
Jamaah : "Aamiin", serempak dan bersemangat.
Ustad : "Jangan hanya aamiin ya, Nabung!!"

Langsung ngaca diri sendiri, sudahkah menabung khusus untuk ibadah ke Tanah Suci?, Kalaupun belum, setidaknya sudahkah berupaya menjadi hamba yang lebih baik sehingga Allah melihat kita layak untuk diperkenankan kesana? Jika belum keduanya, artinya usaha kita hanya sebatas mengucapkan kata 'aamiin'. Ah mudah sekali ya usahanya, hanya membuka mulut dan mengeluarkan suara 6 kata. Tapi kita menginginkan hal besar dari usaha yang sekecil itu?. Ya seperti itulah, harapan segede gunung tapi usaha hanya sebesar semut' 😔.


Beberapa hari lalu ada berita membahagiakan dari temanku. 5 tahun lebih menjalani LDM (Long Distance Marriage), beberapa kali aku melihat statusnya hanya doa pada Allah untuk kabulkan mereka tinggal bersama-sama, tidak LDM lagi. Alhamdulillah beberapa hari lalu aku melihat statusnya bahwa kini doa dan harapan mereka sudah terwujud. Allah ijinkan mereka tinggal bersama-sama, temanku akhirnya ikut suaminya pindah ke daerah.

Aku memberikan ucapan selamat dan syukur ikut berbahagia karenanya, lalu ia-pun bercerita bahwa benar adanya bahwa Allah memberikan waktu yang tepat. Bagaimana sekarang lingkungan di daerah tempat tinggalnya jauh dari masjid dan belum menemukan tempat mengaji untuk anak-anaknya. Ia bercerita anak-anak masih merengek minta pulang lagi ke Bandung,"terbayang kalau dulu sudah pindah dan ikut suami, mungkin tidak akan bisa sekuat ini".

Selama LDM menjadikan dia semakin dekat dengan Allah dan yakin akan takdir baik dariNya, ternyata ini yang menguatkan kondisi saat ini. Terbayangkan jika sejak awal pindahnya dan iman masih lemah, dan pasti belum mampu menghadapi lingkungan yang sekarang.
-----------
Aku mendapat hikmah dan keyakinan yang semakin kuat bahwasanya Allah memberikan amanah sesuai batas kemampuan kita saat ini. Jika kita ingin dilebihkan amanah, maka lebihkan dulu Ikhtiar untuk meningkat kan kemampuan untuk mendapatkan amanah tersebut. Sampai Allah berkata "kamu sudah siap, kamu sudah mampu".

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): 
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (Q.S. Al-Baqoroh: 286)
Jika menemukan hambatan, kesulitan dalam proses memantaskan diri tersebut, maka janganlah menjadi mundur atau kembali menjadi lemah karena dihantui rasa malas setelah kejenuhan ataupun kegagalan yang dijalani. Ingatlah bahwa Allah sudah menyiapkan masalah sepaket dengan solusinya.
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan". (Q.S. Insyirah : 5-6)

Comments

  1. salam kenal ...
    artikel inspiratif thanks ya sudah menuliskannya: jadi inget deh kadang mager ya mba.

    ReplyDelete
  2. Tulisannya membantu untuk membuka pikiran mba, supaya ttp usaha keras dalam mencapai sesuatu.

    Aku pun terkadang timbul males untuk melakukan apa2. Padahal doa tiap hari pengen dibantu kebutuhannya 😅.

    Memang perlu sih sesekali baca hal2 yg membuat motivasi kita ttp terjaga, ga down. Dengan tulisan2 begini. Setidaknya bikin sadar, Allah memang akan membantu, melancarkan rezeki, tapi hrs ada usaha dari kita. Ga cuma ngomong doang 😄

    ReplyDelete
  3. Melawan rasa malas emang kadang gak mudah ya.. Tergantung dari kita sendiri. Semoga kita dijauhkan dari rasa malas ya mak...

    ReplyDelete
  4. Huhu, thanks for reminder, mbaa. Iya ya, kita tu kadang banyak pengen ini itu, tapi actionnya nol.

    ReplyDelete
  5. harus dilawan! hayuk jangan malas! duh kedengerannya gampang tapi prakteknya susah kalo udah kelamaan mager ya hihi. mari semangat bersama ^_^

    ReplyDelete
  6. Laa haula wala quwwata illa billah, mohon kekuatan sm Allah aja ya mba... kadang kita emang lemah ngadepin godaan dan bisikan syaitan plus sifat malas kita sendiri. Btw thank banyak pengingatnya mbaa

    ReplyDelete
  7. kadang kalo lagi rasa malas itu melanda wuahh maunya gegoleran aja di kasur sambil nonton netflix lupa sama suami dan anak hahhaah btw mindset ini harus terus diingat dan diterapkan biar gak malas

    ReplyDelete
  8. Males itu sebetulnya merugikan diri sendiri. Tapi susah banget dilawannya, dan pasti berujung penyesalan. Jadi, harus bener-bener dilawan penyakit malas nih.

    ReplyDelete
  9. Adem banget rasa hati baca tulisanmu mbak. Kalau pikiran dan hati kita tenang, kita jadi menyadari apa-apa yang belum didapat, atau hal-hal yang terjadi pada diri kita, sebagai sesuatu yang positif dan menjadikan kita intropeksi diri.

    ReplyDelete
  10. Setuju. Allah menyiapkan masalah sepaket dengan solusi. Mau ini itu, tapi Allah lebih tahu kapan kita siap, kapan kita mampu. Yok mari lebih memantaskan diri

    ReplyDelete
  11. Duh ketampol deh, sering juga mengaminkan doa, tapi tak ada upaya supaya doa itu terwujud.

    Yup Allah pasti memberikan yang terbaik bagi Hambanya, disaat yang tepat. Kitanya aja yang sering nggak sabaran ya

    ReplyDelete
  12. Sesekali kalau penat boleh lah mager tp jangan kebablasan ya. Poinnya adalah kalau ingin sesuatu emang harus usaha. Kalau maunya cm malas-malasan ya ga usah berharap banyak

    ReplyDelete
  13. Duh bener deh ini, kadang kita mengaminkan tapi tidak bergerak. Padahal sama aja kayak berdoa minta rezeki tapi kitanya gak ada actionnya. Makasih ya mak, jadi reminder juga nih untuk diriku.

    ReplyDelete
  14. Ngakak baca ustadz bilang. Jangan cuman aamiin yaaa. NABUNG!

    manusia emang tempatnya malas'dan menunda. Menunggu. Padahal yang namanya nunggu sungguh tidak enak.

    ReplyDelete
  15. Suka banget tulisan ini.
    Aku bacanya pelan-pelan.
    Biar merasuk ke sukma dan dieksekusi di alam nyata.
    Insya Allah.

    Apalagi bagian terakhir ini:

    "... karena sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan,"
    Q.S. Insyirah 5

    Aamiin.

    ReplyDelete
  16. Makasih sharingnya Mak, terbuka pikiran membaca ini. Selain doa usaha juga kudu dikencengin kalau inginkan sesuatu

    ReplyDelete
  17. Setuju dibalik kesulitan ada kemudahan dan dibalik cobaan ada hikmah. Saya yakini itu maak Masya Allah ada banyak pelajaran disaat kita diberi cobaan.(gusti yeni)

    ReplyDelete
  18. Huwaaa///pas banget nih. Aku masih menunda2 untuk bekerja keras mewujudkan sesuatu yang sudah tertudna sejak akhir taun lalu. Mau didoain sepanjang waktu pun, kalau masih begini gimana mau terkabul coba? Thanks tulisannya Mbak Nisa.

    ReplyDelete
  19. makasi mbaa udah menuliskan hal ini, setidaknya selalu ada penguat setiap harinya karena tentu dalam kegagalan yang kita terima khususnya aku udah langsung mutung dan ngerasa kayak lelah untuk mengulang dan berjuang lagi.

    ReplyDelete
  20. Generasi sekarang banyak yang ingin sukses tapi lebih banyak rebahan dibanding usahanya. Ini juga yang aku tanamkan ke anakku, jangan malas, hidup di dunia sekali saja jadi ya jangan untuk bermalas-malasan

    ReplyDelete
  21. Terasa banget, kak..
    Jika kita sedang ada di titik terendah dan gak ada tempat untuk mengadu, jadi otomatis ingat Allah.. Namun sebaiknya memang di saat senang dan sedih, tawa dan tangis, ingat Allah dan betapa besar nikmatNya.

    Barakallahu fiik, kak.
    Doa yang terbaik untuk sekeluarga.

    ReplyDelete
  22. Setuju mom, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya". Dalam keyakinanku Nasrani hampir sama, "Allah memberi beban sesuai dengan kemampuan ummatNya" artinhya disesuaikan dengan keadaan setiap manusia
    Salam: Dennise Sihombing

    ReplyDelete
  23. ADeeeemmm banget bacanyaa mbaa
    Semoga bs tingkatkan taqwa kita semua ya.

    Apalagi dlm wkt dekat, insyaAllah kita jumpa Ramadan, yeayyyy

    ReplyDelete
  24. Ini yang dulu pernah saya hadapi saat blm juga diberikan anak. Allah memberikan anak memang diwaktu yang sangat pas. Dan tau kapan rejeki terbaik anak yang akan kita terima. Bukan cuma rejeki, tapi juga keluatan mental dan fisik dalam mendidik anak itu. Setuju banget mba. Tulisannya inspiratif.

    ReplyDelete
  25. Mbaaaak makasih banyaaak reminder-nya.
    Iya, kadang kita tuh mikir kenapa belum dapat yang kita inginkan. Ternyata usaha kurang, doa kurang, dan kita belum memantaskan diri. Perkara dikasih atau enggak memang kuasa Allah ya. Tapi percaya Allah akan kasih di saat yang tepat.

    ReplyDelete
  26. Ya Allah.. ini aku banget, Mbak.. males!
    Iya bener tau banget teorinya, tapi susah praktiknya. Huhu.
    Makasih Mbak remindernya. Semoga selalu ada pengingat seperti ini, biar selalu semangat :)

    ReplyDelete

Post a Comment