Menyelami Lautan Bernama Cinta (part 1)

Assalamualaikum,

Sudah lama gak nulus resume kajian, dulu setiap kajian selalu nulis di buku. Sekarang dengerin aja udah alhamdulillah sekali karena kadang sambil nyusuin Ara, cuci piring, beberes dan atau sambil ngasuh. Kadang terlwat catatan kadang malah bener-bener lupa gak nulis. Lalu diingatkan dengan hadist bahwa pengikat ilmu itu dengan mencatatnya.
Imam Syafi'i berkah berkata "Ilmu itu buruan dan tulisan adalah ikatan. Ikatan buruanmu dengan tali yang kuat..."
Benar sekali, kajian yang didengarkan meluap begitu saja kalau mencatat setidaknya bisa dibaca lagi. Sekarang bener-bener diupayakan lagi buat nyatet kajian, setidaknya liat handphone dulu biar gak lupa. Setelah nulis di note hp, lalu berfikir kenapa gak nulis di blog aja sekalian. Manfaatnya bisa meluas, berbagi dengan pembaca lainnya juga.

Bismillah mulai lagi nulis resume kajian. Semoga konsisten ya, aamiin yra. Kajian Percikan Iman yang selalu diupayakan hadir waktu masih di Bandung dulu, sekarang cuma mampu nyimak via streamingnya. Semoga suatu saat pindah ke Bandung lagi bisa rutin lagi datang kajian offlinenya. Aamiin yra.

Minggu 9 Oktober 2022 aku tonton via live youtube-nya, pemateri oleh ust. Aam Amirudin. Berikut resume materinya :


intermezo sebelum ke materi inti :
Kita diuji dgn waktu luang. Jangan menunda kebaikan. Jika bisa secara fisik, mental dan waktu segera kerjakan. Karena pada dasarnya kita diuji dgn waktu luang. Ketika masih bisa bersantai dan pekerjaan menumpuk diperbudak rasa malas disitulah setan sedan berperan.

Orang muda yang shaleh lebih Allah cinta dibandingkan yang sepuh Soleh. Mengapa? Karena wajar jika sudah sepuh Soleh karena sudah waktunya. tapi jika yang muda yang Soleh itu yang istimewa, karena mereka yang muda punya peluang lebih besar untuk berbuat maksiat. Sehingga Allah lebih menyukai pemuda/pemudi yang shaleh/shalehah.

Menyelami lautan bernama Cinta

Cinta itu energi. Kalau kita tidak punya cinta terhadap ilmu dan kebaikan tidak akan ikut mendengarkan kajian ini.

Macam-macam cinta :

1. Mahhaabbah

Cinta terhadap satu objek yang ada bosannya dan fluktuatif naik turun. Contohnya ganti hp, beli tas lagi dsb karena sudah bosan. Cinta pada Allah dan Rasul sering disebut mahabbah. Karena jujur manusia selalu fluktuatif. Ketika sedang butuh kita dekat kepada Allah, solat doa ngaji dll. Tapi ketika sedang senang kadang kita lupa.

"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal)." (QS. Al-Baqarah : 165)

2. Mawaddah

Adalah cinta yg semakin bertambah saat menyadari kebaikannya atau saat mengetahui kekurangannya. Dalam rumah tangga tidak ada kata mahabbah yang ada adalah mawaddah.

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (QS. Ar-rum :21)

Banyak para istri/suami yang tambah sayang terhadap suami/istrinya yang sudah menua. Padahal secara fisik sudah banyak kekurangan, jalan sudah susah, mata sudah buram, rambut sudah memutih dsb. Tapi suami/istri semakin sayang karena mengingat jasanya, kebaikannya dalam berumah tangga.

3. Rohmah

Adalah kasih sayang Allah yang menyebabkan dosa-dosa kita diampuni. Rohmah itu milik Allah. Cinta Allah pada kita hambaNya. Kita harus meminta Rahmat pada Allah karena hanya Allah yang punya cinta level 3 ini yaitu Rohmah.

Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar : 53

Manusia masuk surga bukan karena banyaknya kebaikan namun karena Rahmat dan ampunan Allah. Karena kebaikan kita banyak digerogoti oleh sifat riya', sombong dan menyakiti orang yang membatu kita.

Materi lanjutan di part 2 minggu depan ya, semoga bermanfaat.

Comments