Komunikasi Cerdas Atasi Anak Enggan Belajar (part 2)

Assalamualaikum,
Setelah bahas part 1, tentang cara komunikasi efektif pada anak. Kali ini aku akan melanjutkan resume webinar bersama Bunda Romi. Selain 4 cara komunikasi efektif, bunda Romi juga menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi kita dengan anak. 

Hambatan dalam Komunikasi

  1. Hambatan fisik : Kurang pendengaran, bicara kurang jelas, dsb.
  2. Hambatan Teknis : Suara TV, Asik bermain handphone/gadget, teknik bertanya atau menjawab yang buruk, dsb.
  3. Hambatan Sematik : Bahasa prokem, bahasa gaul, dsb.
  4. Hambatan Psikologis : Emosi yang labil, pola asuh orangtua yang kurang efektif, dll. 

Hal yang Perlu diperhatikan dalam Komunikasi Orangtua dan Anak

1. Karakteristik Perkembangan Anak

Karena setiap tahapan perkembangan usia anak akan beda treatment komunikasi yang kita hadirkan untuk anak. Tentu komunikasi anak balita akan berbeda dengan usia prasekolah ataupun remaja. Sehingga untuk melakukan komunikasi efektif dengan anak pastikan kita tahu tahapan perkembangan usianya. 
  1. Usia Balita/Prasekolah : Orangtua dapat menggunakan pendekatan bermain, bercerita, analogi, dsb.
  2. Usia Sekolah : Orangtua dapat menggunakan pendekatan lewat pemberian aturan, penjelasan hal yang boleh/tidak boleh dan alasannya, dsb.
  3. Usia Remaja : Orangtua dapat menggunakan pendekatan diskusi, membuat kesepakatan, menganggap sebagai rekan, dsb.
Oia, teman-teman yang butuh ceklis tahapan perkembangan anak sesuai usianya bisa download free di tulisan ini ya.

2. Bentuk Komunikasi yang Diberikan 

Ini akan berbeda satu keluarga dengan keluarga lainnya. Bentuk komunikasi sangat beragam, mungkin ada keluarga yang super sibuk tapi menyempatkan berkomunikasi lewat surat yang ditempel di kulkas atau di pintu kamar. Ada juga keluarga yang memiliki aturan no gadget setiap dimeja makan/sarapan bersama sehingga itu digunakan untuk mengobrol satu sama lain. 

3. Pola Asuh yang Diterapkan 

Pola asuh adalah pendekatan dalam mengasuh anak yang diterapkan orangtua secara konsisten dari waktu ke waktu. 

Pola asuh ini memberikan kontribusi yang besar terhadap kompetisi sosial, emosional dan intelektual anak. Ada beberapa jenis pola asuh namun setiap orangtua/keluarga pasti memiliki 1 pola asuh yang paling dominan. 
Menurut bunda Romi, walau pola asuh dominan hanya 1 namun kita sebagai orangtua harus dapat fleksibel memberikan pola asuh kepada anak-anak sesuai situasi dan kondisi. MIsalnya ; Ketika anak dalam keadaan bahaya maka pola asuh Otoriter lah yang dibutuhkan karena tidak ada waktu lagi untuk diskusi dsb. Posisi anak dalam bahaya sehingga kita harus bertindak cepat. Berbeda lagi dengan situasi ketika anak meminta pendapat atau curhat tentu pola asuh Demokratis yang dibutuhkan saat itu. Beda lagi ketika anak sedang melakukan kerajinan tangan atau kreatifitas maka pola asuh Indulgent yang perlu diterapkan.
Sehingga pola asuh dinyatakan efektif, manakala diterapkan pada situasi dan kondisi yang tepat. 

Tips membangun Komunikasi Efektif dengan Anak.

  1. Setiap anak Unik, sehingga tidak perlu membandingkan.
  2. Bersikap asertif dalam menyampaikan keinginan atau perasaan.
  3. Mau saling mendengarkan pendapat, pikirannya dan perasaan pihak lain.
  4. Berusaha memahami sudut pandang anak atau Empati.
  5. Sesuaikan body language dengan apa yang hendak disampaikan secara verbal.
  6. Gunakan komunikasi 2 arah.
  7. Tetap berusaha berfikir positif.
  8. Ciptakan keterbukaan dalam hubungan dengan anak.
  9. Di tengah kesibukan, sempatkan untuk menyapa dan menanyakan kondisi.
  10. Atur waktu untuk menyempatkan diri mengadakan aktivitas bersama keluarga.
Ternyata begitu penting komunikasi agar anak dan orangtua dapat saling mengerti dan memahami. Jika komunikasi efektif dapat berjalan lancar, In Syaa Allah drama dalam mengasuh anak-pun akan minim dan lebih banyak bahagia menemani anak-anak. 

Semoga resume ini bermanfaat ya.. see you di next tulisan 😊.



Comments