Its Okay to Not Be Okay Nak, Berbeda Itu Tidak Apa-apa

Assalamualaikum,
Sudah banyak cerita dan penjelasan kepada anak pertama, Nada. Semakin besar, keingintahuannya semakin tinggi. Semakin banyak tau semakin ingin tau lagi. Nada yang sebentar lagi 6 tahun sedang dalam masa pengenalan emosi. Lebih sensitif, seperti mudah kesal ketika tidak bisa atau mudah sedih dan menangis jika tidak sesuai harapannya/keinginannya. 

Kemarin dan hari ini ada beberapa kejadian yang membuat aku menjadi menjelaskan tentang perbedaan. Karena Nada sudah sering membandingkan dirinya dengan teman-temannya dan mudah kecewa karena menurutnya lebih jelek/tidak sempurna. 

Sebenarnya orang dewasa seperti ibu-nya ini-pun masih harus belajar untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain. Karena perbedaan itu pasti ada, tidak harus sama dan tidak apa-apa.  Its okay to not be okay. 

Berbeda itu Tidak Apa-apa

Nada ini punya tanda lahir di lengannya, yang semakin dia besar ternyata tandanya juga semakin besar. Beberapa waktu lalu dia ingin menutupi tandanya itu dengan gambar tempel. Sempat bertanya juga apakah tanda ini bisa hilang/tidak. 

Ketika ditanya ternyata ada yang menertawakan soal tanda lahirnya ini. Dan Nada merasa malu. Aku mulai menjelaskan dengan bahasa sederhana berharap Nada mengerti. Walau sejatinya aku merasa belum mampu menjelaskan dengan baik saat itu, aku hanya bisa merasakan apa yang dia rasakan dan mencoba membantu Nada menerima perasaannya. 

Tentang Warna Kulit

Beberapa kali pernah juga dia mengeluh karena katanya kulitnya hitam. Aku hanya menjawab "kulit Nada bukan hitam tapi kuning langsat". Lalu kemarin, dia bermain makeup dan bertanya "bu, lihat Nada jadi putih kan? Nada cantik kan?". 

Hmm... aku sepertinya perlu meluruskan ini. Aku dekati dan mengajaknnya diskusi. 

"Nada, warna kulit itu ada 3, putih, kuning langsat dan hitam. Nada kulitnya kuning langsat sama seperti ibu, kalau kulit hitam itu biasanya orang timur (aku buka google dan memperlihatkan fotonya pada Nada). Nah kalau yang kulitnya putih siapa?" Dia jawab "ayah, abang akmal putih". 

"Nah iya. Dengerin ibu, warna kulit itu ada macem-macem dan semuanya cantik/ganteng, yang penting adalah bersih dan sehat kulitnya".

"sama seperti halnya rambut, ada rambut yang keriting, lurus dan bergelombang. semuanya cantik/ganteng kan, yang penting itu bersih dan sehat. Rajin keramas, rajin mandi"

Nada mengangguk yakin dan mengerti penjelasanku. 

Tentang Nilai 100

Pulang sekolah muka Nada masam sekali, terlihat sedih. Tidak aku langsung tanya, biarkan dia buka dulu sepatu dan duduk istirahat. Setelahnya aku tanya, kenapa ko mukanya murung sekali?. Katanya dia tidak dapat nilai 100 sedangkan temannya dapat nilai 100. Lalu tes bacanya diulang karena belum lancar. 

"Its okay nak. Ini Nada sudah bagus ko ibu lihat cuma kurang teliti aja ada beberapa huruf yang ketinggalan di tulisannya. Sama bu Guru juga dikasih bintang 2, berarti bagus. Kalau mau dapat 100 nanti bisa lebih teliti dan bisa latihan lagi kok."

Sepertinya dia belum puas dengan rasa kecewa-nya. Lalu lari ke kamar dan menangis. Aku dekati dan peluk, Nada tambah nangis. Oke aku mulai bantu dia identifikasi perasaannya dulu. 

"Nada kecewa karena tidak dapat nilai 100?" Dia mengangguk. Aku kembali peluk dan usap-usap punggungnya.

"Gak apa-apa teh, tth sudah sangat bagus ko, sudah mau berusaha itu udah sangat bagus. Its okay, ibu ayah tetep happy dan bangga punya anak shalehah kayak Nada."

"Nilai 100 itu cuma angka nak, nanti ibu kasih nilai 100 karena Nada sayang sama dede Ara, karena Nada sering bantu ibu."

Perlahan tangisnya berhenti dan mulai mau ganti baju. 

------------

Sebenarnya persoalan dia kecewa disekolah (karena melihat teman-temannya) ini sudah kesekian kali. Dulu sempet kecewa karena gak dapat piala sedangkan temannya dapat. Karena diambil 3 besar. 

Well, sebenarnya aku kurang setuju juga dengan keputusan sekolah. TK gitu loh.. sudah ada peringkat 3 besar masa? Malah sekarang beberapa sekolah di SD kelas 6 semua dapat piala. Sampai ada anak tersabar, anak terdisiplin, anak terceria. Saking semua anak harus dapat piala. Kenapa? Karena semua anak unik, punya potensi dibidang masing-masing. Tidak bisa disamaratakan hanya karena akademik. Udah gak jaman rangking-rangking please, apalagi ini TK. 

Sampai nangis terus minta dibeliin piala, sudah dijelaskan sedemikian rupa namun anak TK belum mampu menalar sampai sejauh itu. Kasian gak sih anak TK udah harus sedih dan kecewa karena nilai akademik. 

Sehingga aku agak cemas akan ada apa lagi yang bisa bikin anak kecewa disekolahnya atau dimanapun. Tapi bukan itu intinya. Intinya aku harus mampu mempersiapkan Nada dengan kekecewaan-kekecewaan yang mungkin akan terus ada dalam hidupnya. Mentalnya yang perlu dikuatkan dan pemikirannya yang perlu dimatangkan. Membantu dia untuk dapat mengontrol yang mampu dia kendalikan, seperti hati dan pemikirannya bukan fokus pada sesuatu yang tidak dapat dia kendalikan. Ini ibu dan ayah nyapun masih terus belajar.

Semoga kita semua selalu dimampukan dan dibimbing Allah untuk mengasuh dan mendidik titipannya sesuai petunjukNya. Aamiin yra. 

Comments

  1. Aku juga ga setuju kalo di sekolah sampai ada ranking2 begitu mba, tapi untungnya skr ini udh ga ada kan Yaa kalo SD ke atas. Ga tau deh kalo TK. Anakku dulu paud nya ga ada juga sih.

    Aku termasuk ga mau memaksa anak untuk dapat nilai sempurna. Udh ngerasain dulu gimana capek dan stress, juga takut tiap kali dpt nilai jelek dari sekolah, harus lapor ke ortu. Yg ada jujurnya aku jadi benci pelajaran itu 😣. Makanya ga pengen anakku ngalamin hal yg sama. Berkali2 aku tekanin, kalo aku lebih seneng dia fokus dengan subjek yg memang dia suka. Utk pelajaran yg dia lemah, belajar semampunya, tapi apapun hasilnya aku ga akan marah.

    Kalo ttg perbedaan kulit, rambut atau fisiklah, ini ingetin aku zaman kecil juga sih 😅. Kulitku gelap, nth Krn tinggal di Aceh yg panas banget memang. Tapi masalahnya temen2ku banyak yg putih hahahaha. Jadi suka ga PD. Cuma aku butuh lama utk sadar kalo kulit itu yg penting sehat, pas sekolah di Malaysia di mana students dari berbagai macam negara dan ras. Dari situ aku sadar kalo orang yg kulitnya hitam, bisa ttp menarik dengan pakaian, style rambut yg cocok atau kepercayaan diri tinggi.

    Makanya pas si Kaka ngeluh rambutnya keriting berantakan, dan minta dikeratin biar lurus, aku KSH tau kalo belum waktunya. Nanti kalo dia udah lebih besar, terserah kalo dia mau keratin rambut atau apalah. Utk skr ini aku lebih ngajarin gimana cara merawat rambutnya biar ttp bagus walo keriting.apalagi anaknya lagi di masa banyak nolaknya 🤣. Harus sabaaar banget ngadepin nya ya mba 😄

    ReplyDelete

Post a Comment