Kebaikan karena Kebaikan





Assalamualaikum,

Aku ingat sekali kejadian yang kurang lebih sudah sebulan lalu aku alami. Ketika berada di Bandung dan kala itu sudah ada perubahan jalur oleh pemerintah setempat khususnya di daerah rumah, aku belum mengetahui peraturan yang baru. Setelah Isya aku keluar menggunakan motor untuk membetulkan jam tangan ke toko yang tak jauh dari rumah, jalanan kala itu begitu lancar mungkin karena memang bukan weekend dan karena ada perubahan jalan tersebut. Memang pemerintah merubah rute dengan harapan dapat mengurangi kemacetan di Bandung khususnya di daerahku yang mengarah pada titik-titik mall dan tempat wisata.

Setelah sampai, aku memarkirkan motor di pinggir jalan di depan toko jam tersebut, sedang menunggu jam-ku dibenarkan, tiba-tiba ada hal yang membuatku kaget dan panik seketika.

"Teh, motornya pindahin cepet! dibelakang ada polisi". Seorang driver ojek online tiba-tiba memberitahuku dengan setengah teriak sambil tetap menjalankan motornya.

Suara sirine polisi jelas terdengar kala itu, artinya memang berada dekat sini. Bergegas aku menaiki motor sambil berfikir akan kemana dan harus bagaimana? Saking paniknya saat itu.

Tak disangka juga, di depan ada bapak yang sedang membereskan barang dagangannya berkata ; "Teh masukin motornya kesini", dengan menunjuk jalan gang di samping tokonya.

Tanpa berfikir lama, aku melancap gas dan belok ke arah gang yang ditunjuk. Setelah berhasil masuk, polisi lewat dengan mata yang menyapu sekitar, sampai aku takut menatap matanya 😱.

Kejadian tersebut sangat cepat kilat sekali, mungkin hanya berlangsung beberapa detik saja. Setelahnya bapak pedagang berkata bahwa memang banyak motor yang dibawa/dirazia karena parkir didepan toko pinggir jalan, dendanya harus membayar sekitar 300rb.

Aku menarik nafas karena jantung masih berdegup kencang, aku lihat handphone ada 3 panggilan tak terjawab dari mamah, lalu aku mengecek wa-nya

"Teh, sekarang gak boleh parking di pinggir jalan itu, parkirnya di seberang ya, suka banyak razia".

Aku tertegun, pertama kali yang tersirat dalam pikiran adalah bagaimana luar biasanya Allah menyelamatkan aku dalam kejadian ini. Tak henti aku berucap alhamdulillah, terimakasih ya Allah.

Masih merasa amazing dengan kejadian tersebut, sesampainya dirumah aku dinantikan oleh mamah yang sedang was-was, ya begitu kuatnya feeling seorang ibu. "Teh, ko gak diangkat telepon mamah?".

Lali aku menceritakan semua kejadian dengan takjub, mamah berkata "Allah memang sebaik-baik penyelamat, alhamdulillah. Semoga abang ojek online dan bapak toko sehat dan lancar terus rezekinya".

Sering juga aku mengalami, beberapa pengendara motor memberitahu ketika rok/bajuku hampir terkena jari-jari di motor ketika aku dibonceng.

Pernahkah mengalami hal yang serupa?
Sama-sama diselamatkan Allah melalui kebaikan orang lain.
Sadar atau tidak, kebaikan yang kita dapatkan dari orang lain sangat mungkin adalah kebaikan kita, suami/istri kita pada orang lain. 
Kita menanam kebaikan, kita sendiri lah yang menuai kebaikan itu (lagi). Tentunya kebaikan tersebut akan Allah beri pada saat-saat kita membutuhkannya.
Kebaikan yang mana yang menyebabkan kita selamat? Hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui. Maka sungguh sangat tidak akan merugi menebar kebaikan pada orang lain, sekecil apapun itu. Bukankah kita memang makhluk sosial yang tidak mungkin bisa hidup sendiri?. Begitupun dengan keburukan, menanam keburukan kita akan menuai keburukan tersebut suatu saat kelak.

Kebaikan karena kebaikan benar adanya, jangan perhitungan dan merasa rugi ketika melakukan kebaikan yang tidak mendapat respon baik. Yakini bahwa menebar kebaikan tidak akan pernah merugikan 💕

Comments