Cerita Hamil Lagi Setelah Keguguran

Assalamualaikum, 

Apa kabar semua? semoga sehat selalu ya. Tahun 2020 lalu memang tahun berat yang kita lewati, saya yakin hampir semua terkena dampak pandemi covid-19 yang nyatanya cukup panjang sampai saat ini. Tahun lalu memang kami, saya dan suami sudah memiliki program anak ke-2. Dengan beberapa pertimbangan seperti Nada sudah 4 tahun, usia yang cukup untuk memiliki adik, dan saya mengejar usia produktif untuk menemani  masa kecil anak-anak. Alhamdulillah tidak menunggu lama setelah buka KB IUD saya dinyatakan positif hamil. Namun kabar bahagia itu tidak berlangsung lama, usia kandungan 6 minggu saya mengalami pendarahan dan dinyatakan keguguran. Saya menjalani kuret di masa pandemi, sungguh pengalaman yang tidak pernah terlupakan. Cerita lengkapnya disini : Cerita Pengalaman Keguguran di Usia Kandungan 6 Minggu dan Pengalaman Kuret di Masa Pandemi.

Memang, banyak hikmah yang terjadi ketika musibah itu datang. Beberapa rekan dan kerabat berkata 'khawatir juga hamil di kala pandemi gini'. Hhmm.. namun jika menunggu selesai pandemi, sampai kapan?, sekarang semua orang dituntut untuk beradaptasi dengan protokol kesehatan selama pandemi ino. Memakai masker, manjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun dan menghindari kerumunan. Saya yakin semua orang punya 'urgensi' masing-masing. Selama memathu protokol kesehatan, saya rasa kita tetap bisa berikhtiar yang terbaik untuk jalan hidup kita. Saya memutuskan untuk tidak ingin menunda lagi.

Selesai kontrol setelah kuret, saya berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan untuk kapan baiknya bisa program hamil kembali? dokter menjawab "3 bulan kedepan, biar rahimnya istirahat dulu ya. Setelah 3 bulan boleh program lagi." Aku mengkomunikasikan semuanya pada Bilal, dan kami sepakat untuk menunda program selama 3 bulan, sesuai saran dokter. 

Hamil Setelah 3 Bulan Keguguran

Alhamdulillah, ternyata Allah mempercayaan kembali pada kami, tidak lama menunggu, saya kembali telat haid dan ketika tespek hasilnya garis dua. Tidak mau terulang hal yang sama seperti kemarin, kegiatan fisik benar-benar saya dikurangi dan semua di handle oleh Bilal Beberapa hari setelah tespek kami pergi memeriksakan ke hamilan ke puskesmas terdekat, alhamdulillah diberi beberapa vitamin sepert : penambah darah, asam folat, vitamin C, dan kalsium. 

Berbeda dengan kehamilan sebelumnya, kehamilan ini cukup repot dengan bau-bau dan morning sick. Tak hanya itu, saya juga mengalami bawaan hamil seperti mampet tekika malam dan pagi hari, sehingga tidak kuat jika dingin dan menghindari AC sampai saat ini. Kemudian bawaan mudah lemas, inginnya rebahan, saya sampai tidak mampu ke kamar mandi karena selalu muntah. Alhamdulillah, makanan dan minuman masih bisa masuk. Tentu tidak hanya saya yang kerepotan, Bilal sangat kerepotan dengan kondisi ini, hatusn kerja sampai malam lalu mengurus kerjaan rumah tangga. Nada pun jadi sering solo play karena ibunya sering terkapar lemas. 

Hasil USG 

Sudah hampir 2 bulan tidak ke Bandung, lalu aku membujuk Bilal agar mengijinkan kami berkunjung kerumah orang tua. Alhamdulillah ada rezeki dan kesempatannya, Bilal kebetulan masih ada sisa cuti yang sayang jika tidak digunakan, akhirnya berangkatlah kami. Besoknya, kami memutuskan segera USG untuk memastikan kesehatan janin. Setelah cari-cari akhirnya dapatlah di Klinik Kehamilan Sehat yang ada di Jl. Peta Bandung. 

Saat pemeriksaan kami terus berdoa agar janin sehat, kuat. Alhamdulillah dokter menyatakan kehamilan sehat, janin masih berukuran 2.1cm namun sudah ada aliran darah dan detak jantungnya, posisinya juga sehat dan saat iru berusia 8 week 4 day. Perkiraan kelahiran di awal Oktober. Kami konsul dulu menceritakan sebelumnya pernah mengalami keguguran. Dokter memberikan beberapa saran seperti ; jangan kecapean, jangan sering turun naik tangga dan jaga asupan makanan. Dokter juga memberikan obat penguat selama 2 minggu saja. 


Trimester Pertama di Bandung

Rencananya hanya 5 hari di Bandung namun karena beberapa pertimbangan seperti cukup repot dengan kehamilan yang sekarang, kasihan ayah Bilal dan Nada ketika saya sedang 'mabok' begini. Bilal pun mengungkapkan jika ia sering tidak tenang ketika di kantor, ditambah Nada yang masih betah di Bandung, belum mau pulang, wkwk. Akhirnya diskusi, kami memutuskan untuk aku dan Nada tetap di Bandung sementara sampai situasi dan kondisiku membaik, mudah-mudahan cuma sampai trimester pertama. Jadi ayah Bilal yang pulang sendiri ke Jakarta, huhu. Sedih sih.. bukan tim LDM cuma demi kebaikan bersama kami mengambil keputusan ini. 

Trimester akhirpun kemungkinan saya kembali ke Bandung untuk persiapan lahiran, rencananya kembali lahiran di Bandung. Ya.. apapun rencananya nanti, yang utama sehat-sehat sampai lahiran nanti. Lahiran dengan mudah lancar dan cepat. Semoga selalu dalam lindungan Allah dimanapun ayah Bilal berada, dimudahkan dan dilancarkan segara usahanya, diberkahkan dan diluaskan rezekinya. Aamiin YRA. 

Bagi para bunda yang menunggu kembali kehamilan setelah keguguran, jangan pantang semangat, selalu perkuat doa dan ikhtiar. Semoga Allah kabulkan segera. Love

Comments