Manajemen Stress Ibu Rumah Tangga



Assalamualaikum, 

Bagaimana harimu Bu? Masih adakah beberapa ganjalan tugas domestik dalam pikiranmu saat ini?. Menjadi ibu rumah tangga memang melelahkan ya, namun disisi lain juga membahagiakan. Ibu rumah tangga memang salah satu dari sekian banyak pekerjaan berat menurutku, dan aku yakin banyak teman-teman yang sependapat. Walau memang tidak sedikit yang meremehkan, menganggap bahwa ibu rumah tangga bukan sebuah pekerjaan karena hanya diam dirumah saja. 
Perlu digaris bawahi bahwa setiap ibu pada dasarnya bekerja, hanya saja ada yang bekerja di ranah domestik dan ada yang bekerja di ranah publik. Jadi tidak ada ibu yang pengangguran, sepakat?. 

Kali ini aku akan membahas manajemen stress pada ibu rumah tangga, tulisan ini dibuat karena kekhawatiranku, tak sedikit ibu rumah tangga yang kurang bahkan tidak mampu mengelola stress-nya, diam dirumah dengan semua pekerjaan yang tidak ada habisnya, dengan semua kebisingan di sekelilingnya bahkan dengan tidak adanya penghargaan kepadanya, termasuk ia tidak mampu menghargai dirinya sendiri. 

Definisi Stress 

Stress merupakan bentuk ketegangan fisik, psikis, emosi, dan mental, yang dialami oleh seseorang sehingga dapat mempengaruhi kegiatan orang tersebut, baik tekanan dari luar maupun dari dalam dirinya sendiri. Sumber stress atau yang menyebabkan seseorang tertekan disebut stressor, dan cara seseorang untuk mengatasi stress disebut coping stress. 

Coping digunakan untuk memperoleh rasa aman dalam dirinya sendiri. Coping yang efektif untuk dilaksanakan adalah coping yang membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya (Lazarus dan Folkman, 1984).
Dalam tulisan ini aku akan khususkan membahas coping stress untuk ibu rumah tangga. Sebelumnya, perlu diketahui dulu stressor atau sumber stress seorang IRT apa saja, sehingga nantinya mampu membuat strategi coping yang sesuai dengan diri.

Ibu Rumah Tangga Rentan Terkena Stress

Why? berikut beberapa stressor seorang ibu rumah tangga :
  • Pekerjaan yang cukup berat dan padat
Dari mulai mengurus suami dan anak-anak sampai mengurus rumah dan seluk beluk permasan didalamnya. Bangun paling pagi dan tidur paling akhir.
  • Kejenuhan 
Ibu rumah tangga 85% menghabiskan waktunya di rumah, bagaimanapun lingkup rumah sangat kecil, ia hanya bertemu dengan itu-itu saja seperti anak-anak dan suami atau tetangga. Dan lagi rutinitas seorang ibu rumah tangga yang itu-itu lagi, berpola setiap harinya. Ini yang menyebabkan IRT lebih mudah dan intens merasa jenuh.
  • Tidak Memiliki Waktu Sendiri 
Dengan rutinitasnya yang cukup padat, IRT jarang memiliki waktu sendiri. Hari-harinya penuh kebisingan, dan lebih banyak memikirkan dan mengutamakan keperluan anak-anak dan suami dibanding dirinya sendiri.
  • Kurangnya Apresiasi
Masih banyak yang memandang sebelah mata peran IRT ini, padahal beban yang dipikulnya berat dan tidak mudah. Ini membuat perjuangan yang luar biasa yang ia lakukan kurang atau bahkan tidak diapresiasi, termasuk oleh orang-orang terdekatnya seperti keluarga. 
  • Merasa Diri Tidak Berharga
 Bukannya apresiasi yang ia dapat malah seringnya keluhan, sindiran, pertanyaan dan pernyataan yang tidak menyenangkan. Sehingga tidak sedikit para ibu yang merasa malu karena menjadi seorang ibu rumah tangga. Seperti bukan peran atau profesi yang bisa dibanggakan.

Jenis Strategi Coping Stress 

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa coping stress merupakan cara untuk mengatasi stress yang dialami seseorang. Tentu sebelum dapat mengatasi, seseorang harus menyadari terlebih dahulu kondisi dirinya apakah sedang stress atau tidak dan menemukan stressor atau penyebab ia merasakan tekanan. Setelahnya barulah dapat memilih coping stress, atau cara penanggulangan stress ketika ia menghadapi stressor yang sama.

Tentu strategi coping stress tidak hanya untuk ibu rumah tangga, namun untuk semua individu yang sedang dalam tekanan. Pada tulisan ini aku akan fokus memberi contoh membuat strategi coping stress untuk ibu rumah tangga. Sebelumnya, penting diketahui bahwa strategi coping stress terdapat dua jenis, yaitu :

1. Emotional-Focused Coping

Mengatasi stress dengan melakukan kontrol terhadap respon emosional terhadap situasi penyebab stres, baik dalam pendekatan secara behavioral maupun kognitif. Jadi emotional focus coping ini mengatasi dengan merubah respon emosional seseorang terhadap stressor yang dihadapinya. Dalam teorinya Lazarus dan Folkman mengemukakan bahwa seseorang cenderung menggunakan Emotional-Focused Coping ketika dia memiliki persepsi bahwa stres atau sumber stress yang dihadapinya tidak dapat diubah atau diatasi.

2. Problem-Focused Coping

Mengatasi stres dengan mengurangi dampak dari situasi stres atau memperbesar sumber daya dan usaha untuk menghadapi stres tersebut. Ada hal-hal yang diubah atau dialihkan sehingga ketika tekanan menghadapi stressor tersebut berkurang signifikan. Dalam teori Lazarus dan Folkman mengemukakan bahwa seseorang menggunakan Problem Focused Coping ketika ia memiliki persepsi bahwa stressor tersebut dapat diubah atau dialihkan.

Pemilihan Strategi Coping pada Ibu Rumah Tangga

Sesuai judul aku akan membahas contoh pemilihan strategi coping untuk ibu rumah tangga, sudah dijelaskan sebelumnya beberapa poin umum stressor/ sumber stress atau penyebab stres yang dihadapi ibu rumah tangga sehingga saat ini kita dapat menentukan strategi coping apa yang bisa dipilih.
Tidak semua stressor dapat dihadapi dengan pemilihan salah satu coping saja. Pemilihan strategi coping sangat bergantung pada situasi dan kondisi dari seseorang tersebut. Pada dasarnya ketika masalah yang dihadapi para ibu rumah tangga hampir sama namun bukan berarti pemilihan coping mereka akan sama, semua sangat tergantung dari kondisi dan diri masing-masing.
  • Contoh pemilihan emotional focused coping ;
IRT menghadapi salah satu stressor yaitu kurangnya apresiasi dari lingkungan sekitar bahkan orang-orang terdekat. Dengan segudang pekerjaan yang cukup berat dan padat, namun lingkungannya menganggap remeh peran yang ia jalankan. Tentu tidak adanya support sistem dalam lingkungan dan keluarga membuat IRT merasakan tekanan dalam menjalani hari-harinya. Sayangnya, ia tidak mampu atau sulit merubah pandangan/sudut pandang orang-orang tersebut pada dirinya. 
Ia dapat memilih emotional focused coping, salah satunya merubah perasaan negatif dan rendah diri dari dirinya sendiri. Dapat meluaskan hati dengan menyadari bahwa perannya sangat berharga dan berarti terutama untuk anak-anak. Dengan mengubah sudut pandang negatif menjadi positif, ia menemukan bahwa perannya begitu mulia didepan Rabbnya. Sampai pada titik, ia tidak terlalu menghiraukan sudut pandang orang yang merendahkannya.
  • Contoh pemilihan problem focused coping ;
Stressor lain yang umum dihadapi IRT adalah kejenuhan dan tidak memiliki waktu sendiri atau sering kita sebut me time. Bagian ini bisa dicoba dengan memilih problem focused coping, bisa memberi jeda/istirahat untuk diri sendiri, misalnya meminta tolong suami menjaga anak-anak ketika libur, dan Ibu bisa pergi sendiri walau hanya beberapa jam saja. Bisa juga dengan menjalankan hobi dari rumah diwaktu anak-anak tidur atau sekolah, seperti mendengarkan musik, nonton, menulis, dsb. 

Problem focus coping memang tertuju pada upaya untuk mengurangi dampak dari stressor. Sehingga dengan begitu, IRT dapat mengurangi kejenuhannya dengan menjalankan hobi dan dapat me time di waktu-waktu tertentu.
Bagaimanapun, pekalah terhadap kondisi psikis diri kita sendiri, menjaga kesehatan jiwa salah satu usaha agar kita menjadi ibu yang bahagia, diluar apapun itu pilihan kita. Dengan mampu memanajemen stres pada diri, ibu bisa lebih bahagia dengan mengendalikan perasaan/masalah dalam dirinya. 

Senang berbagi 💕

Comments

  1. Td nya aku pikir setelah resign dr kantor, aku bakal ngalamin stress mba. Tp setelah aku jalanin, ternyata aku malah suka begini :). Aku memang tetep ngelakuin bisnis yg bisa aku kerjain dari rumah, bbrp di antaranya mantau harga saham dan melakukan trading, juga checking pembukuan toko kepunyaan papa. Dan justru aku bisa lebih fokus drpd saat di kantor. Trigger stressnya juga berkurang Krn sbnrnya ini tipe kerjaan yg aku suka banget.

    Tapi sbnrnya pendukung utama supaya aku ga stress itu Krn support dr suami, asisten2ku , juga ada krucils yg bisa dipantau setiap saat :). Tanpa mereka, rasanya susah sih utk handle stress dan masalah2 yg DTG :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena mba Fanny memang sudah mengidam-idamkan jadi ibu rumah tangga ya jadi lebih enjoy dan happy. alhamdulillah. makasih sharingnya mba

      Delete

Post a Comment