Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 - Duka Awal Tahun 2021

 


Assalamualaikum,

10 Januari 2021 hari dimana berita baik tv maupun online mengabarkan pesawat sriwijaya air 182 dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak. Tidak lama dari sana diberitakan bahwa pesawat dipastikan jatuh di kepulauan seribu. Innalillahi wa innailahi rojiun, diluar penyebab jatuhnya, aku kembali bertafakur bahwa tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana akhir dari rezeki (umur) kita terputus?. Lantas masih mau berlalai dalam kewajiban dan kebaikan?. Rasanya merinding sekali membayangkan bagaimana situasi ketika akan jatuh, dan tidak terbayang, ya biar sesuatu yang gaib biarlah jadi rahasia Allah. Sekarang bagaimana kita menggambil pelajaran dari musibah yang datang.

"Sudah, udah pak mata saya aduuh". Kata Pak Yaman Zai yang merasa tidak nyaman dengan flash dari kamera yang disorot ke wajahnya, saat beliau sedang sibuk menelfon dan menangis karena kehilangan istri serta ke-3 anaknya dalam pesawat. Ya Allah.. jangankan empati, simpati aja tidak terlihat disana. Jangankan menepuk pundak atau memberikan tisu, Pak Yaman masih saja dicecar pertanyaan "Bapak kehilangan siapa saja?". Publik tidak terburu-buru mendengar cerita tentang 'kepedihan dan kesedihan' keluarga korban kan?, ayolah.. rasa empati lebih utama dalam situasi seperti ini.

Pagi itu kebetulan aku sedang berkunjung ke rumah kakak, sambil menonton berita, kami mengobrol. Katanya keluarga korban akan mendapat uang 'bela sungkawa' cukup besar yaitu lebih dari 1M pernyawa, jika ada 3 keluarga korban maka 3M lebih akan didapat oleh ahli warisnya. Dan kakak nyeletuk "mau?". Ya Allah.. nauzubillah.. Nyatanya kesehatan, keselamatan, keluarga, nyawa jauh jauh jauh lebih mahal harganya, jauh jauh jauh lebih berharga dari apapun. Sayangnya, banyak dari kita (termasuk aku) yang masih saja sering mengeluh tentang rezeki berupa harta padahal yang nyatanya rezeki yang lebih besar ada dalam genggaman. Astagfirullah...

Dalam pesawat Sriwijaya Air yang jatuh juga viral tentang captain Afan yang shaleh, sering mengajak shalat dan mengajak kebaikan. Jika ada penerbangan di hari Jumat selalu meminta diganti jadwal karena tidak ingin melewatkan shalat jumat. Selalu menggunakan peri putih ciri khas nya. Ya.. ini menandakan bahwa musibah bisa datang dari mana saja, kepada siapa saja, yang shaleh ataupun tidak. Jika Allah sudah menakdirkan maka tidak ada yang bisa mengelak. Dan lagi, bagaimanapun cara kita meninggal nanti, tidak ada hubungannya dengan amal shaleh. Tubuh yang hancur, tidak menandakan mati dalam keadaan su'ul khatimah, tubuh yang utuh tidak menandakan mati dalam keadaan husnul khatimah. Semua tetap ada dalam kunci apa dan bagaimana kita mengisi hidup, kebaikankah? atau keburukankah?.

Turut duka cita mendalam bagi keluarga korban, semoga alhamrum dan alhamrumah husnul khatimah. Keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran, aamiin yra. Dan doa bagi kita semua semoga menjadi pembelajaran berharga bagi kita untuk mensyukuri apa yang sudah Allah beri, dan mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk akhirat kelak, karena mati tidak selalu menunggu sakit dan tidak selalu menunggu tua.

Saat ini tim sar masih berjuang mencari dan menidentifikasi korban, semoga segera teridentifikasi semua. Mudah, lancar prosesnnya, aamiin yra. Jika tidak mampu berbuat apa-apa, kita punya senjata yaitu doa. Doakan selalu saudara-saudara kita, semoga duka ini segera pulih, dan kita bisa menggambil hikmah dari musibah ini.

Comments

  1. Kematian mengajarkan kita untuk siap mati kapanpun. Maka kita harus punya bekal untuk pulang kampung akhirat

    ReplyDelete

Post a Comment