3 Pesan Syekh Ali Jaber yang Selalu Diingat



Assalamualaikum,

Awal tahun ini kita banyak dikejutkan dengan datangnya berbagai musibah, setelah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air kemudian sekarang meninggalnya salah satu ulama besar yang shaleh, Syekh Ali Jaber. Innalillahi wa innailahi rojiun, Allahumagfirlau warhamu wa'afi'i wafuanhu... Masyarakat Indonesia sunguh sangat berduka dengan kehilangannya salah satu sosok ulama yang berakhlak mulia dan berilmu seperti syekh Ali. Wafatnya ulama adalah salah satu musibah berat bagi umat islam.
“Kematian seorang alim ulama itu adalah musibah yang tak tergantikan, lobang yang dapat ditambal. Wafatnya seorang alim ulama bagaikan bintang yang padam. Bahkan meninggalnya satu suku (kampung) itu lebih ringan dari pada meninggalnya seorang ulama". (H.R.At-Thobarani)
Meninggalnya syekh Ali salah satu hal yang membuat kaget. Diawali berita syekh positif covid dan harus dilarikan ke rumah sakit, saat itu ada foto yang beredar di dunia maya memperlihatkan kondisi syekh yang lemas dan memohon doa pada masyarakat agar segera pulih dan diberi yang terbaik oleh Allah. Tidak lama ada berita bahwa syekh sudah berarsung sembuh dari covid-19, kondisinya semakin membaik, alhamdulillah, kami bersyukur sekali. Namun tak diduga dari sana muncul berita bahwa syekh wafat pada tanggal 14 Januari 2021 sekitar pukul 09.00. Sontak semua masyarakat terkaget dengan berita ini. Namun sebenarnya kita tidak usah kaget, toh memang kematian itu dekat dengan diri kita, bisa datang tidak diduga-duga. Kematian adalah rahasia Allah yang pasti terjadi pada setiap makluk yang hidup, tidak harus menunggu tua dan tidak harus menunggu sakit.

Doa syekh Ali 'semoga diberikan yang terbaik oleh Allah' ternyata benar, yang terbaik adalah beliau bertemu dengan Allah dan berbahagia disana. Nyatanya Allah lebih sayang dan lebih rindu pada hambaNya yang ta'at. Duka bagi kita semua karena kehilangan salah satu alim ulama yang ilmu dan nasehatnya selalu dinantikan, yang haru ketika melihat akhlak beliau begitu menentramkan hati.

Aku menonton full Syekh Ali ketika diundang dalam podcast Dedy Cobuzer ketika saat itu Syekh ditusuk oleh orang yang sangat tidak bertanggungjawab. Isi podcast nya sungguh sangat 'ngena' dalam hati, sampai berurai air mata aku mendengat syekh bagitu mulia dengan akhlak dalam mencontoh rasulullah. Jika boleh dibuat poin, berikut beberapa pesan beliau yang selalu menempel dalam ingatan :

Jangan Melihat Penilaian Manusia

"Jamaah suka atau tidak suka, jamaah banyak atau tidak, bukan urusan saya..." Syekh menggungkapkan dengan tegas bahwa ia tidak perduli dengan pandangan manusia, jamaah suka/tidak suka tidak ada pengaruhnya pada derajat dirinya. Derajat diri akan naik jika dinilai oleh Allah semata, penilaian manusia tidaklah penting, utama adalah penilaian Allah. Bagaimana Syekh mampu menyampaikan nasihat/pesan agama Allah dengan baik. Syekh juga selalu berdoa setiap akan ceramah agar dibantu mudahkan lisan berkata baik sesuai ajaran-Mu. Oia Syekh Ali Jaber juga mengungkapkan, jika ada orang yang menerima nasihat saya lalu masuk islam, itu juga bukan karena saya, karena Allah yang memberikan hidayah kepadanya.

Meniru Rasulullah

Ini salah satu hal yang mulai aku tanamkan pada diriku dan keluargaku. Syekh Ali Jaber mengungkapkan bahwa, banyaknya dari kita memberikan alasan ketika melakukan sesuatu dengan mata kesehatan atau keselamatan. Baiknya kita tanamkan 'cinta Rasulullah' kepada anak cucu kita dengan selalu mengatakan alasan 'karena mencontoh rasul'. Misalnya, "mengapa kamu jalan kali setiap pagi?" kita sering menjawab, "agar sehat". Nah, lebih baik kita ganti dengan "karena mencontoh rasulullah yang sering jalan di pagi hari". Contoh lain, keika anak-anak bertanya "mengapa harus makan sambil duduk?", bisanya orang tua menjawab "Agar tidak berceceran, agar tidak tumpah atau tidak tersendak". Lebih baik kita ganti dengan "karena mencontoh Rasulullah".

"Saya berpakaian seperti ini, tidak ada alasan lain selain mencontoh rasulullah", ungkap Syekh. Ngena sekali dihatiku. Bahwa benar sekali jika kita benar-benar mencintai Rasulullah mengapa tidak sering menyebut 'karena ingin seperti rasul' atau 'karena mengikuti rasul'. Jika kita memang ingin mengenalkan anak-anak cinta rasul, mengapa tidak sering memberikan alasan setiap kebaikan yang kita lakukan adalah mencontoh perilaku rasulullah. Sungguh belum pernah terpikir sebelumnya. Masya Allah Tabarakallah.

Jangan Marah

Pesan ini terngiang-ngiang terus, ditambah banyak yang menshare potongan ceramah Syekh ketika membahas tentang hal ini. Jika kita disakiti, dikhianati oleh orang lain, jangan membalas karena biasanya kita akan membalas lebih buruk. "Makanya islam mengajarkan kalau tidak bisa membalas sesuai, tidak berlebih-lebihan, lebih baik diamkan, lebih baik lagi sabar, lebih baik lagi ikhlaskan, lebih sempurna lagi, maafkan...". Meleleh sekali mendengar nasihat ini.

Masya Allah, barakallah tabarakallah syekh.. Jika ingat nasihat-nasihat beliau rasanya sesak kelihangan ilmu dan nasihat yang menentarmkan hati darinya. Semoga menjadi amal jariah untuk syekh, In Syaa Allah.

“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mengangkat ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. mereka sesat dan menyesatkan.“ (H.R. Bukhori)

Comments