Review Buku Rumah Main Anak 1


Assalamualaikum,

Lingkungan bermain anak yang banyak memberikan stimulasi, dorongan, kesempatan serta kebebasan yang bertanggung jawab, akan membantu anak mengoptimalkan tumbuh kembang mereka. Sebaliknya, lingkungan bermain yang penuh dengan larangan, ancaman, batasan, maupun kosakata negatif akan berdampak buruk pada tumbuh kembang anak. Ayah/ibu telah mengetahui bahwa periode balita merupakan periode penting bagi tumbuh kembang anak, yang sering disebut dengan golden age. Pada masa ini, pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya sampai dewasa. 

Usia golden age jangan sampai disia-siakan, oleh karenanya banyak orang tua memanfaatkan kegiatan bermain sambil belajar untuk stimulasi perkembangan secara optimal sesuai dengan usianya, begitupun denganku. Memutuskan untuk fokus di ranah domestik dan membersamai Qatrunada merupakan pilihan yang sudah aku ambil. Inginnya memberikan stimulasi permainan-permainan menarik untuk Nada, mudah dipersiapkan, bahan-bahan nya cukup terjangkau. Akhirnya aku mulai mencari tahu, bertanya pada teman-teman yang memang sudah melaksanakan metode montessori di rumah. Banyak yang menyarankan buku ini, Rumah Main Anak karya mba Julia Sarah Rangkuti.

Bermain Bersama Anak Bukan Memberikan Mainan Pada Anak

"Jangan asal memilih mainan untuk anakmu, pilihlah mainan yang merangsang perkembangan otak anak." 

Pernah mendengar pernyataan tersebut? Aku mendengarnya di salah satu video seminar parenting. Penting orang tua memilih mainan untuk anak, permainan yang dipilih jangan hanya membuat anak happy saja tapi juga harus mengedukasi. Harus ada proses belajar dari anak ketika memainkan permainan tersebut. Contohnya lebih baik memberikan mainan seperti lego dibandingkan mainan kereta api yang bisa berjalan sendiri menggunakan baterai dan punya jalur sendiri. Ketika anak bermain lego, akan merangsang daya kreatifnya, otaknya akan bekerja. Berbeda dengan mainan kereta api yang ketika dinyalakan, anak hanya bisa menonton sambil tepuk tangan. 

Dan lagi yang terpenting bukan membelikan mainan tapi bermain bersama anak. Jiwa dan raga ayah/ibu ada untuk anak ketika proses bermain, apalagi jika anak masih perlu didampingi dalam memainkannya. Anak perlu diberikan rangsangan lebih yang dapat menstimulasi perkembangannya. Tunjukkan apresiasi ketika ia bisa, hadirkan gelak tawa canda ayah/ibu dalam membersamai anak-anak bermain. Sayangnya, yang sering kita jumpai orang tua hanya membelikan mainan sesuai keinginan anak tanpa ada kehadiran ayah/ibu dalam proses bermain anak.

Ah… rasanya aku masih harus banyak belajar jadi orang tua. Tak ingin menyia-nyiakan waktu, saat itu Nada masih usia sekitar 11 bulan, akhirnya aku memutuskan membeli buku yang akan menunjang belajarku dan bermain Nada. 

Resensi

Judul : Rumah Main Anak
Penulis : Julia Sarah Rangkuti
Penerbit : Sahabat Sejati Publishing
Tahun Terbit : 2015
Harga : 85.000
Berisi 332 halaman


Pemberian materi pelajaran akan sangat efektif jika dilakukan secara konkret melalui berbagai alat peraga yang dapat disentuh, dilihat, dicium, didengar, ataupun dirasakan. Maria Montessori (1870-1952) seorang dokter, ilmuwan, pendidik, dan pencetus Metode Pendidikan Montessori, menyatakan bahwa dalam proses perkembangannya, ada masa dimana anak sangat peka terhadap metode pembelajaran tertentu. Metode pembelajaran lewat cara yang konkret, memungkinkan anak usia dini berinteraksi langsung dengan dunianya (Santrock, 2004). (Paragraf dalam hal ix)

"Follow the child, but follow the child as his/hee leader" ~~ "Ikuti kemauannya dan ketertarikan si kecil dan jadikan kemauannya sebagai panduan untuk membimbing." (Maria Montessori)

Follow the Child sesungguhnya bukan berarti ayah/ibu mengikuti semua kemauan anak dan akhirnya memanjakan mereka, tetapi ayah/ibu hendaknya melakukan observasi anak dan melihat ketertarikan anak saat itu. Menyiapkan kegiatan-kegiatan di rumah akan banyak menstimulasi berbagai aspek perkembangan pada anak dan ayah/ibu dapat mengobservasi lebih jelas. Juga pentingnya peran ayah/ibu untuk proaktif dan berperan serta dalam menstimulasi anak usia dini.

Menurutku buku ini sangat lengkap, dimulai dengan penjelasan mengenai aspek perkembangan anak usia dini (fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosi dan kemandirian). Stimulasi untuk bayi usia 0-3 bulan, 3-6 bulan, 6-9 bulan, 9-12 bulan. Mengenal permainan sensory, juga tips mengenalkan warna pada anak, dilanjutkan dengan permainan untuk stimulasi anak 1-2 tahun dan 2-3 tahun. Ada juga penjelasan tentang practical life skill, bermain peran, dsb. Ditambah bonus ; agenda bermain anak 1-3 tahun, Permendikbud anak usia dini dan kuesioner pra skrining perkembangan. 

Tentang Penulis

Julia Sarah, lahir di Jakarta tanggal 7 Juli. Lulusan sarjana sastra Indonesia di Universitas Indonesia. Lalu mengambil diploma Montessori di Sunshine Teachers Training. Minat mba Julia Sarah ini memang besar pada bidang pemberdayaan sosial juga dunia parenting. Saat ini mba Julia Sarah aktif menjalankan home education bagi kedua buah hatinya. Ia juga menyibukan diri dengan mengasih komunitas Rumah Main Anak sebagai sarana untuk mengajak para ibu untuk berperan aktif dalam membersamai buah hati.

Review 

Buku ini sangat bermanfaat untuk aku pribadi, permainan-permainannya sangat mudah dilakukan, bahan-bahan yang disiapkan pun dari bahan yang sederhana, murah dan mudah dicari. Dari semenjak membeli, aku sudah praktekan banyak permainan pada Nada, dan Masya Allah ia suka sekali di setiap permainan yang aku berikan 😍. Kadang ketika tidak ada bahan, aku bisa menggantinya dengan bahan lain yang ada di rumah, yang penting tujuan dari permainan tersebut tercapai. Video dan foto permainan yang sudah aku lakukan bersama Nada aku simpan di highlight IG @hikmah_nisa 😊.


Menurutku buku ini rekomen banget deh untuk para ibu, terutama yang mentok ide dan inginnya memberikan permainan yang simple, bahan-bahannya sederhana serta murah. Oia aku sangat terbantu juga dengan agenda bermain anak yang dibuat mba Julia Sarah, walau sehari-hari dirumah berdua sama Nada jadi gak ngerasa 'krik krik', hehe. Ternyata benar ya, bermain dengan anak itu mudah kalau niat dan gak kalah sama males 😅. Teman-teman sudah punya buku inikah? bagaimana pendapatnya? :)


Comments