Suami Pindah Kantor, Kami Adaptasi Rutinitas Baru



Assalamualikum,

Sudah sekitar 3 minggu ini adaptasi rutinitas baru. Masya Allah cukup menguras energi juga.
Setelah 8 tahun Bilal pindah kantor dan ternyata lebih jauh, harus berangkat pagi sekali. Banyak yang kami persiapkan utamanya adaptasi rutinitas yang sedikit banyaknya akan berubah.



Setelah pindah kantor nanti, antar jemput Nada sekolah yang biasanya tugas ayahnya akan pindah jadi tugas ibunya. Yang biasanya pagi-pagi Bilal masih bisa nyuci jemur, nanti tidak akan bisa lagi. Yang biasanya subuh hanya siapin sarapan dan bekal Nada, kini harus juga siapin bekal Bilal (yg biasanya agak siangan).

Jadi aku list apa saja yang akan berubah dan atur manajemen waktu juga prioritas karena tugasku akan tambah banyak. Sudah 3 minggu alhamdulillah sedikit-sedikit sudah mulai terbiasa, aku latihannya satu-satu juga tidak sekaligus.

Jadi di minggu pertama aku rutinkan bebenah rumah dan cuci piring di malam sebelum tidur. Hal ini untuk meringankan hectic nya pekerjaan di pagi hari, belum lagi kalau Nada susah dibanguninnya. Setiap sabtu malam list menu masak dan list belanja selama seminggu. Minggunya Bilal belanja ke pasar dan aku food preparation.

Minggu kedua rutinitas baru di minggu pertama masih dilanjutkan dan ditambah tugasnya yaitu nyuci seminggu 3x. Biasanya nyuci dan jemur aku delegasikan ke Bilal tapi setelah pindah kantor nanti, tugas ini tidak memungkinkan dikerjakan olehnya lagi. Nyuci ini aku cari-cari momen ketika anak-anak sedang anteng atau sedang tidur. Kalau anak-anak sedang butuh aku, skip dulu nyucinya biar dilanjutkan nanti begitupun dengan jemur.

Terkadang aku juga libatkan anak-anak dalam tugas terlebih Nada, karena Ara masih terlalu kecil untuk tugas, hehe. Seperti membantu mendorongkan ember jemuran kedepan atau mengeluarkan baju dari hanger. Atau sekedar temenin Ara main, dorong-dorong stroller Ara ketika bosan atau bacain buku. Salah satu soft skills juga yang harus dimiliki anak-anak. Tapi kalaupun Nada sedang tidak mau, ya its okay tidak aku paksa harus bantu ketika dia tidak mau. Alhamdulillahnya Nada jarang sekali menolak malah dia semangat, walau tidak lama dia berkata "bu Nada cape istirahat dulu ya", "okay, terimakasih ya teh sudah bantu ibu".

Minggu-minggu itu penuh perjuangan karena ternyata tidak mudah, minggu ke-3 sudah mulai 'aman'. Aku masuk ke next tugas yang paling penting sih tapi paling susah yaitu bangun jam 4 subuh. Karena nanti aku harus masak sarapan+bekal Nada dan Bilal lebih pagi, harus subuh intinya wkwk. Sekalian juga mau membiasakan Nada bangun jam 5 untuk shalat subuh dan bangun pagi (persiapan SD juga). Tugas ini yang bener-bener terasa sulit. Karena seringnya Ara masih mau bobo dan minta nyusu terus di subuh setelah sholat, otomatis kalau nyusuin bikin ngantuk ibunya juga jadi ketiduran lagi dan bangun jam 5 atau set6.. halah gagal gagal lagi masak subuh~

Nulis blog dan bikin konten lagi masih tinggal kenangan 😫. karena selama adaptasi kemarin bener-bener mengesampingkan itu dulu. Tapi setelah 3 minggu ini aku berharap bisa tetap nulis dan ngonten disetiap minggunya. Pengennya setiap hari nulis tapi apa daya, setidaknya bisa 2x seminggu deh~


dibuatkan karikatur kenang-enangan sama teman kantornya




Duh aku mau nulis apa sebenarnya? (Bilang aja mau curhat dong mah.. 🤣)

Hmm..
kadang kita nyaman di zona aman, aman di zona nyaman.Tapi ketika kita memilih jalan yang lebih menantang ternyata tidak buruk bahkan jalan itu bisa menjadikan kita lebih baik, lebih belajar, berproses, berkembang lebih, dibandingkan sebelumnya.
Setiap minggu aku tulis pencapaian dan apresiasi atas apa yang sudah aku lakukan, ternyata aku bisa. Pasti dengan bantuan Allah, apalah dayaku tanpa bantuan dariNya. Allakulihal

Penghasilan Bertambah Gaya Hidup Upayakan Tetap Sama

Pindah kerja tentu dengan penghasilan dan benefit yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Tapi tidak merubah apapun dari kami kecuali tabungan. Karena kami merasa masih kurang tabungan untuk sekolah anak-anak dan masih nyicil dana darurat juga sampai tercapai 10x gaji menurut teori keuangan.

Ada istilah yang biasanya naik kendaraan pribadi kayaknya gak bisa deh naik umum lagi. Kami padahal teori itu dengan ayah naik umum kembali setelah sekian lama~

Memilih kendaraan umum dari Jakarta Barat ke Jakarta Selatan adalah opsi paling benar menurut kami, karena kalau pakai kendaraan pribadi akan macet parah di pagi dan sore hari jam masuk dan pulang kerja nanti. Selain itu boros bensin juga, uang transportasi bisa banget kita pangkat disini.

2 hari sebelum masuk kantor baru, suami survey perjalanan pakai kendaraan umum. Naik angkot JekLingko yang cukup tap kartu biayanya 0 rupiah alias gratis. Dilanjutkan dengan naik busway 1x biayanya 3500 rupiah saja. Jadi ditotal-total pulang pergi hanya habis 7000 rupiah saja untuk transportasi.

fotonya gak sampai ke ujung saking jauhnya, wkwk
tapi teduh dan nyaman ya, tidak akan kepanasan dan kehujanan.

Walau jalan ke halte busway cukup jauh namun Bilal sangat semangat katanya "lebih asik", dan fasilitas menuju halte pun sangat nyaman. Alhamdulillah Ayah Bilal olahraga jalan kaki setiap hari. Ini sangat membantu sekali untuk 2023 otw kurus, wkwk.

Comments