05.15 buka mata, masih setengah sadar, melihat jam dinding yang masih terlihat samar "astagfirullah, subuh" ucap dalam hati. Mencoba melepaskan nipple yang masih dihisap baby dengan mata terpejam. Pelan pelan, pelan pelan, berhasil. Bergegas melaksanakan shalat subuh yang sudah mepet itu.
"Hari ini jangan sampai kelewat Dhuha lagi" kembali bergumam dalam hati. Lanjut melakukan berbagai macam pekerjaan di dapur, "harus cepat sebelum baby bangun". Mulai dari cuci piring, masak, cuci baju, jemur, sapu, pel dll. Tentu diselingi rengekan baby yang kehausan atau sekedar ingin rasa aman dalam dekapan ibunya. Lanjut siapkan bekal ayah yang akan berangkat ke kantor.
Baby bangun lanjut tugas memandikan, menyupi dan mengajak main. Melirik jam "masih keburu mandi dan makan dulu". Tak disangka tak diduga baby sedang manja hari itu, tidak mau ditinggal ibunya. Alhasil mandi dan makanpun ngaret ditambah penuh drama. Akhirnya beres semua, melirik kembali jam 11.20. Waktu dhuha habis, "yah tak apa masih ada hari esok" kembali menyemangati.
Masuk waktu Dzuhur, alhamdulillah baby tidur, berharap bisa rawatib dulu dan lebih khusu. Seketika semua buyar mendengar rengekan baby bangun dari tidurnya. Dan shalat rawatibpun kembali terlewat, kekhusuan dalam shalatpun kembali tak didapat.
Masuk waktu Asar, berharap bisa shalat tepat waktu, ternyata baby minta ditemenin dulu, akhirnya shalatpun ditengah waktu Asar.
Magrib tiba, baby sedang anteng main sendiri, alhamdulillah bisa shalat di awal waktu, moga bisa lebih khusu. Ternyata baby naik-naik ke punggung ketika sujud, menarik-narik mukena ketika ruku. Shalatpun dengan sesekali mendudukan baby kembali keposisi aman (dulu).
Isya pun tak jauh dari itu. Setiap hari terus seperti itu. Kapan kembali bisa shalat dengan khusu? Menikmati berkomunikasi berdua dengan Rabnya dengan penuh haru? Kapan kembali bisa berlama-lama berdoa mencurahkan isi hati padaNya?
Dear Bunda shaliha, Allah sangat tau perasaanmu saat ini, Allah pun sangat rindu padamu, tapi ternyata Allah pun senang ketika kita merawat titipanNya dengan baik.
Dear Bunda shaliha, bukankah niat baik kita sudah dicatat malaikat walau kita belum sempat melaksanakannya.
“Sesungguhnya Allah menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan namun dia tidak (jadi) melakukannya, Allah tetap menuliskanya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak. Barangsiapa berniat berbuat buruk namun dia tidak jadi melakukannya, maka Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan barangsiapa berniat berbuat kesalahan kemudian mengerjakannya, maka Allah menuliskannya sebagai satu kesalahan.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dear Bunda shaliha, Allah itu Maha baik memberi kita hikmah dan pembelajaran untuk bisa menghargai waktu luang.
Jangan khawatir Bunda shaliha, kita akan kembali merasakan nikmatnya shalat dengan khusu, nikmatnya bermudajat padaNya, nikmatnya melantunkan ayat-ayatNya tanpa ada gangguan. Tapi kita pasti akan merindukan saat-saat sekarang dan ingin kembali 'digodai' si kecil yang sudah beranjak dewasa itu.
Jangan khawatir Bunda shaliha, tetaplah berikan yang terbaik pada titipanNya dengan niat hanya mencari RidhaNya. Kalau sudah begitu bukankah setiap menit detik kita saat ini bernilai ibadah? 😊😊
Ya Allah baca ini aku nangis
ReplyDeleteIni yang aku rasakan sekarang
Bayi cowokku sedang manja banget saat ini
Kadang ya aku emosi sendiri karena posisi sedang numpang di mertua eh ga bisa ngapa-ngapain
MasyaAllah, iya aku juga pernah denger nasihat ini. Allah itu tau seberapa kuat keinginan kita untuk beribadah maksimal dan tepat waktu. Tapi Allah juga tau, kita bukannya sengaja menunda-nunda, hanya saja memang punya udzur yang syar'i. Huah, semoga para ibu dimuliakan selalu oleh Allah karena ketaqwaannya yaa.. Aamiin
ReplyDeleteMenjadi ibu (terutama batita) memang jadi seperti kekurangan banyak waktu, termasuk waktu untuk ibadah dengan khusyuk ya... Tetapi merawat bayi yang adalah dari Tuhan dan kepunyaan Tuhan juga ibadah bukan? Kalau ada yang sampai melalaikan anaknya gara-gara "ibadah", apakah masih sama nilai ibadahnya?
ReplyDeleteMenjadi ibu adalah jabatan tertinggi karena pekerjaannya banyak dan multi tasking. Apalagi anak lebih dari satu termasuk memiliki baby, banyak yang diurus termasuk suami, anak-anak, baby dan hal lainnya. Semangat ya mom merawat babynya. BerkatNya tetap ada kok
ReplyDeleteSalam: Dennise Sihombing
InsyaAllah kemahaadilan Allah gak akan mengurangi atau menzolimi kita ya... bahkan kondisi seperti haid saja, wanita yg haid dan tdk bs melakukan ibadah yg rutin dilakukan akan diganjar pahala yg sama meskipun tdk melakukannya krn udzur haid...apalagi krn "ibadah" lain yaitu mengurus anak2 ya
ReplyDeleteTetap semangat ya ibu dalam merawat bayinya, semoga anaknya tumbuh dengan baik dan mengikuti semua ajaran orangtua dan agama dengan baik, amin.
ReplyDeleteMasya Allah, semoga segera bisa beribadah dengan khusyu' kembali ya, Mbak. Meskipun mengurus anak dan keluarga juga pahalanya sangat besar, sebagai muslimah kita tentu ingin bisa lebih dekat dengan Sang Maha Pengasih. Insya Allah dipermudah jalannya. Sehat selalu, ya, Mbak Nisa.
ReplyDeletewaaah aku bacanya langsung nyesss banget, semoga bagi para Ibu di seluruh dunia yang memberikan terbaik untuk anaknya diberikan hati selapang dan sabar yang luaas dan Allah mudahkan selalu ya
ReplyDeleteMaknyesss adem banget bacanya Bun.. Ini anakku udah balita (bukan bayi lagi ya) tapi tetep aja kadang pas salat masih ini itu, adaaa aja tingkah mereka
ReplyDeleteMasha Allah bunda hebat banget. Jadi ibu dan tetap berusaha fokus untuk ibadah. Semoga istikomah ya bunn.. salam untuk babynya.
ReplyDeleteYakinlah, Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui. Bahwa bunda -bunda belum bisa maksimal melaksanakan ibadah karena kehadiran amanah bayi itu sudah dilihat oleh-Nya. Bukankah merawat anak juga bagian dari ibadah bukan? Tetap semangat yah.
ReplyDeleteMasya Allah bener itu Bun, memberikan yang terbaik pada anak-anak kita, amanah-Nya dengan niat mencari Ridha-Nya Insya Allah bernilai ibadah
ReplyDeleteNormal merasa "kayak ada yang kurang saat ibadah" karena kepikiran anak, terlalu sibuk sama urusan anak, keluarga dan lainnya.. Kesibukan mengurus anak sejatinya "pekerjaan" yang membahagiakan dan juga bagian dari ibadah.... Semangat selalu!
ReplyDeleteYakin aja adanya anak maka pahala akan nambah tetap semangat ibadah dan jaga anak.kalau ikhlas ada balasan surga dan bisa jadi pengikut pasukan Fatimah az zahra
ReplyDeletePunya bayi atau balita itu ngapa-ngapain emang enggak fokus, termasuk sholat jadi tidak khusu' tapi masa-masa itu akan dirindukan ketika anak sudah besar.
ReplyDeleteMasya Allah, Mak... Aku pun pernah merasakan itu. Apalagi pas ramadhan, kayak ya ampun, ngapain aja aku? Tadarus ngga bisa, khatam 1x pun ngga kekejar. Huhuhu... Tapi, salah satu temanku bilang, "Memangnya ngurus anak itu bukan ibadah?" Justru ini ibadah yang berat dan insya Allah banyak pahalanya, karena mesti sabaarrrrr banget. Semangat untuk para ibu yang masih punya bayi! :)
ReplyDeleteMashaAllah~
ReplyDeleteMemang semua ada masanya ya.. Ketika masa anak-anak balita sudah melihat kesungguhan sang Ibunda untuk beribadah, in syaa Allah menjadikan ananda sholih sholiha.
Barakallahu fiik~
Memang kerasa sih ama saya waktu punya babby memang agak susah buat bagi waktu ngurusin babby dengan kegiatan lain termasuk beribadah.
ReplyDeleteJadi kebayang waktu anak anak masih baby begitu susahnya membagi waktu termasuk dalam hal ibadah, salut buat bunda bunda yang bisa menjalankan dua duanya ya.
ReplyDeletepara ulama memperhatikan betul ya tentang permasalahan perempuan saat memiliki bayi. makanya ga heran ada fiqih khusus ibu hamil dan menyusui
ReplyDeletememang setelah punya anak ada banyak tantangan bagi ibu biar tetap bisa maksimal beribadah ya mom. tapi insyaAllah begitu anak semakin besar waktu kita bisa semakin luang dan bisa kembali beribadah dengan maksimal
ReplyDelete