Gimana kabar teman-teman? semoga selalu sehat ya. Di masa pandemic yang cukup panjang dan melelahkan ini banyak sekali dampak baik skala kecil maupun besar. Ya, tidak bisa dikatakan semua dampaknya negatif, bagaimanapun pasti ada sisi positif dari kondisi ini, selalu ada 'hikmah' dari setiap hal yang kita lewati. Seperti, kita jadi bisa lebih banyak quality time dengan keluarga dengan adanya Daring dan WFH, walau adaptasinya Masya Allah juga ya. Namun, jika dilihat dampak ke financial secara umum merosot ya disemua bidang, tidak sedikit yang dirumahkan selama beberapa bulan bahkan PHK besar-besaran. Kalau baca berita rasanya sedih sekali melihat kondisi ini, La Tahzan Allah bersama orang-orang yang sabar. Ujian ini In Syaa Allah mengajarkan banyak hal pada diri kita.
Well, sekarang aku mau ngomongin financial, jarang banget ya, bahkan belum pernah bahas di blog, wkwk. Aku merasa ya financialku B aja, gak gimana-gimana terus ilmunya juga standar banget dan masih belajar juga pastinya, jadi kayak yang bukan ranah aku ngomongin financial. Tapi sekali-kali boleh lah ya, berbagi pengalaman caraku mengatur keuangan rumah tangga khususnya di masa pandemi ini. Oia, tulisan ini collaborasi bersama komunitas Hijab Blogger Bandung lho, hehe.
Sebenarnya masa pandemi ini bagiku tidak terlalu banyak berubah secara financial, alhamdulillah. Suami masih kerja dan dapat gaji full, aku masih menjalankan bisnis buku edukasi anak dan alhamdulillah ada aja yang order walau masa pandemi gini. Malah harusnya sih tabungan nambah karena gak kemana-mana, biasanya kami sebulan sekali ke Bandung atau ke Bogor. Namun karena pandemi hanya 1x selama beberapa bulan dan itupun karena urgent. Namun sayangnya dana darurat kami terpakai cukup banyak karena musibah abertus spontan yang aku alami.
baca selengkapnya di : Operasi Kuret di Masa Pandemi
Emm.. dana darurat terpakai cukup banyak karena ada tamabahan tes rapid, rongen dan tes swab sebagai persyaratan semua calon pasien di RS dan harganya lumayan juga. Sehingga aku kembali harus berhemat di masa pandemi ini, dan berikut Financial Planning yang biasa aku terapkan dalam manajemen keuangan rumah tangga :
Bagi Pos-Pos Pengeluaran
- Pengeluaran Sosial. Seperti Zakat penghasilan, infaq dan shodaqoh
- Hutang/Cicilan. Alhamdulillah aku dan suami berkomitmen untuk berupaya menjauhi hutang-piutang. Hidup apa adanya, semampunya. Jika ingin sesuatu upayakan menabung.
- Saving. Saving kami ada dua setiap bulan yaitu dana darurat dan tabungan pendidikan Nada. Sedangkan untuk laba dari berbisnis aku fokus pada tabungan ibadah dan hari tua.
- Biaya Hidup. Setelah semua sesuai pos, barulah sisanya habiskan untuk biaya hidup, seperti belanja kebutuhan selama satu bulan, listrik, uang jajan, dsb.
Tidak Besar Pasak daripada Tiang, dengan cara :
- Membeli sesuai kebutuhan bukan keinginan. Biasanya aku membuat list sebelum berbelanja untuk meminimalisir 'perasaan semua butuh', hehe
- Memasak. Memilih untuk memasak solusi hidup sehat dan hemat, hehe
- Disiplin. Disiplin dan komitmen atas planning yang sudah dibuat, jangan sampai comot sana-sini padahal bukan peruntukannya.
- Sabar. Tentu manusia banyak maunya, tekan keinginan yang belum saatnya terlaksana dengan kata sabar, dan lebih giat nabung untuk bisa mencapainya, no utang-utang club ya guys, hehe.
“Dan Tidak ada suatu binatang melata pun di bumi ini melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya.” (QS. Hud : 6)
Masa pandemi ini melatih kita untuk banyak bersyukur, jika pandemi sudah selesai jangan lupakan syukur kita. Apapun cara saat ini yang kita dan keluarga ikhtiarkan untuk menjemput rezeki semoga dimudahkan, dilancarkan. Jangan terlalu risau masalah rezeki karena sudah dijamin olehNya, namun jangan juga terlalu santai menanggapinya karena kita punya tugas ikhtiar untuk mendapatkanya. Semangat semua... :)
detail teh , point dua tuh kadang jadi masih jadi night mare, jangan smpai lebih besar pasak dari pada tiang ya
ReplyDeleteMasak di rumah udah paling top...karena di masa pandemi ini emang harus jaga imun tubuh selain itu jadi lebih hemat di banding harus beli. Aku setuju banget gak boleh lebih besar pasak di banding tiang, apalagi di kondisi pandemi ini. Tfs ya teh
ReplyDeleteSemangat Teh semoga cepet pulih juga, makasih sharingnya aku juga dan suami gak mau terlibat utang piutang heheh semampunya aja yang penting sehat bahagia
ReplyDeleteBener teh, harus disiplin ya supaya keuangan selalu aman sampai akhir bulan. Yang paling penting sih harus tetep "berbagi" meskipun ga banyak. Semoga situasinya bisa segera membaik, aamiin.
ReplyDeleteAku dan suami sepakat untuk terbuka masalah keuangan. Pos-pos keuangan yang paling utama untuk pengeluaran sosial yaitu zakat sebisa mungkin segera dikeluarkan.
ReplyDeleteKayaknya ini tipsnya cocok untuk yang punya penghasilan tetap, ya. Hehehe.
ReplyDeleteInsya Allah, rezeki sudah diatur, bagaimana kita ikhtiar untuk mendapatkanya. Nuhun tips lengkapnya, ya😉👍
tipsnya bermanfaat dan langsung kecatat . ya teh
ReplyDeleteDimasa pandemi gini emang perhitungan mesti diperketat. Apalagi yanng terbiasa konsjmtif harus banyak-banyak sabar sama nafsu jajan hahaha
ReplyDeleteMasha allah makasi udah berbagi teh we are in this together. Ikut belasungkawa juga untuk teteh atas musibah yang dialamai insha allah indah pada waktunya 🥰
ReplyDeleteAku disiplinnya itu lho susah banget, apalagi kalau sudah tentang hobi lagi seneng ke tanaman jadi engga komit nih nabungnya...huhu
ReplyDeletebener mba, sekarang kudu pinter pinter atur keuangan, bukan berarti karena nggak kemana-mana, pengeluaran nggak jadi membesar. waktu awal awal aku WFH, malah jajannya kelewatan menurutku. ada aja yang dibeli, pengen bikin ini itu malahan
ReplyDeletenabung tetep diutamakan juga