Proses Pendaftaran dan Seleksi Nada Masuk SD

Assalamualaikum,
Setelah berhibernasi liburan panjang, bergitupun blog jadi libur panjang juga, huhu. Karena jujur kalau lagi dirumah ortu atau mertua atau lagi berpergian itu nulis blog jadi susah. Mungkin karena diluar dari rutinitas ya, malah merasa kalau bukan dirumah sendiri tambah padat waktu dalam mengasuh. Ruang juga jadi penentu sih, boro-boro buka laptop, nulis di hp juga susah fokus, eh elah ada aja alasan ya. Wkwk.

Btw anyway busway aku mau lanjutin cerita tentang Drama cari SD tapi sekarang udah gak drama lagi sih karena sudah dapat sekolah yang dirasa cocok untuk Nada dan ortunya juga se-Visi Misi sama pengasuhan dirumah. 

Karena kami Nada masuk SD Swasta sehingga pendaftaran sudah dibuka jauh-jauh hari. Di bulan Oktober-Desember ini merupakan gelombang ke-1. Awalnya masih mau cari dan survey sekolah lagi, namun kami mengecek ternyata kouta sekolah tinggal 11 siswa lagi. Dan jika gelombang 1 ini sudah terpenuhi kouta siswanya, kemungkinan besar tidak akan membuka gelombang 2 dan 3 lagi. 

Aku dan suami berdiskusi dan akhirnya memilih untuk daftar segera saja keburu kehabisan kouta. Karena eh karena kalau kehabisan kouta nanti jadi drama lagi cari SD nya, wkwk. Baca kegalauan cari SD disini ya, part 1 dan part 2.

Proses Pendaftaran

Semua proses pendaftaran dilakukan secara online di website sekolah. Disana juga cukup rinci tentang biaya, tahapan proses seleksi sampai tanggal masuk sekolah di bulan Juli nanti. Semua sudah dengan sistem dan cukup mudah dipahami orang tua.

Yang daftarkan dari awal adalah suami, dari mulai isi data dan formulir di website sampai dapat print kartu tes. Jadi setelah daftar isi formulir, nanti akan ada biaya yang harus dibayarkan dalam proses seleksi atau istilahnya biaya pendaftaran. Setelah dibayarkan barulah akan keluar nomor seleksi dan tanggal seleksi masuk. 


Aku tugasnya photo-in Nada karena ternyata butuh pas photo untuk seleksi dan transfer biaya pendaftaran, wkwk. Always aku dan suami kerjasama tim dalam hal apapun apalagi kebutuhan anak-anak. 

Seleksi kedua di gelombang 1 saat itu di hari Sabtu tanggal 3 Desember 2022. Alhamdulillah di weekend jadi ayahnya bisa ikut nemenin. 

Proses Seleksi

Tesnya bukan seperti tes akademik masuk SMP/SMA, tes ini lebih kepada tes psikologis kesiapan anak sekolah. Betul nanti hasilnya akan ada anak yang direkomendasikan dan belum direkomendasikan untuk sekolah atau dengan bimbingan/pendampingan khusus selama sekolah. Kalau poin yang ketiga biasanya di sekolah inklusi, menyediakan guru pendamping khusus juga. 

Tes kesiapan masuk sekolah ini menjadi penting untuk orang tua juga memahami kondisi psikologis anaknya. Btw, ini juga perdana Nada ke psikolog dan dapat gambaran psikologisnya. Ini sangat membantu sekali buat aku terutama dalam memahami Nada dan membantu Nada dalam tumbuh kembangnya. 

Mempersiapkan Anak Seleksi SD

Hari H tiba, jumat sore setelah ayahnya ngantor kita berangkat ke Bandung, untuk Nada besok seleksi. Apa yang aku siapkan? Sebenarnya tidak ada yang disiapkan selain sounding. Aku yakin dan percaya kemampuan Nada karena sesungguhnya psikotes itu tidak harus belajar. Ya apa adanya diri kita, mental kita pada saat itu. Jadi ya tidak bisa dibuat-buat juga.

Sounding dari awal mulai sebelum pendaftaran kita sudah ajak Nada ke calon sekolah SD nya, lihat suasana dan kondisi sekolah juga kelas. Setelah Nada juga oke, kami melakukan pendaftaran itu. Lalu sounding atau komunikasikan bahwa nanti Nada akan tes, btw Nada juga belum terlalu mengerti apa itu tes dan harus seperti apa. Hanya aku komunikasikan bahwa nanti ada ibu guru yang memandu, Nada hanya perlu mengikuti arahan ibu guru disana. Nada juga perlu fokus memperhatikan apa yang diperintahkan. 

"Jangan lupa salam ke ibu/bapak guru disana dan jawab ketika ditanya". Tambahan sounding-ku ketika Nada akan berangkat tes. Nada mengangguk tanda mengerti. 

Sebenarnya mempersiapkan anak dalam kesiapan fisik mental masuk sekolah tetap diruntun dari stimulasi dan ceklis tugas perkembangan dari bayi sampai usia prasekolah. Pola asuh sangat berpengaruh pada kesiapan sekolah ini. Sebenarnya yang dibutuhkan dalam kesiapan sekolah utamanya adalah kemandirian. Tentu ini terbentuk berkala tidak otodidak. 

Sampai disana sekitar jam 07,00 kita langsung diarahkan untuk ukur seragam sekolah dulu sambil menunggu waktu tes pukul 08,00. Karena sekolah masih 6 bulan lagi, jadi aku naikkan size saja untuk Nada, karena anak juga cepat sekali pertumbuhnya. Dan lagi biar kepake agak lama, SD kan lumayan 6 tahun, biar tidak hambur seragam, wkwk.

Setelah ukur segaram Nada diajak guru untuk masuk keruangan tes, tentu ibu dan ayahnya tidak boleh ikut. Kami orangtua disediakan ruangan tunggu sambil penasaran dan tayangan beberapa kegiatan dan program sekolah yang sudah dilaksanakan. Sekolah juga memperkenalkan beberapa ekstrakulikuler yang nantinya bisa dipilih oleh anak sesuai bakat dan minat ya. 

Sesekali aku melihat ke ruang seleksi tentu hanya dari jendela. Ada momen ketika khawatir karena Nada sudah duduk santai sedangkan anak lain masih sibuk mengerjakan soal yang dibimbing oleh guru/petugas observasi. Ternyata eh ternyata Nada sudah selesai duluan, khawatir lalai dalam instruksi, aku coba pastikan  pada ibu guru yang mengobservasi dan katanya aman, alhamdulillah. 

Setelah selesai, hasilnya akan dikabarkan melalui email 2 minggu kedepan. 

Hasil Seleksi

2 minggu setelahnya aku dan suami mendapat email tentang hasil kelulusan sekaligus deskripsi gambaran psikologis anak dari hasil tes kemarin. Salah satu yang bikin aku 'sreg' dari awal sekolah selalu menginformasikan segala sesuatunya ke keduaotangtua, bukan hanya ke nomor ibu melainkan juga nomor ayah, bukan hanya ke email ibu melainkan juga ke email ayah. Sehingga keduanya tau perkembangan dan informasi dari sekolah. 


Jadi hasilnya, alhamdulillah Nada lulus. Alhamdulilah ibu gak galau lagi cari sekolah, wkwk. Tapi yang membuatku puas adalah mengetahui deskripsi yang dipaparkan psikolog atas hasil tes pribadi Nada. Bahwa benar Nada itu seperti yang aku observasi disehari-hari tapi terkadang ada hal-hal yang aku kurang faham detailnya, apa yang harus distimulasi apa yang harus dikontrol untuk Nada. Dengan adanya deskripsi yang jelas dan saran dari psikolog ini, orangtua seperti aku jadi lebih memahami anak dan karakternya, dapat insight dalam membimbing dirumah apa yang kurang untuk di stimulasi, apa yang lebih perlu di kontrol, dll. 

Beberapa sekolah ini menyediakan psikolog dan ada juga yang konsul/tes berangkat dengan anak/orangtua siswa. Ini nilai plus sekali buatku. Jujurly, kalau nanti dikasih amanah untuk ambil profesi aku sangat ingin ambil psikolog pendidikan, se excited itu ke dunia psikologi dan pendidikan~.


Comments