Menyelami Lautan Cinta (part 2)

Assalamualaikum,
Apa kabar teman-teman? Semoga sehat selalu ya. 2 minggu ini lagi berbibernasi gak nulis-nulis blog, alhamdulillah ketolong sama resume kajian yang bisa di posting seminggu sekali, hehe. 

Dengerin kajian juga baru bisa secara online dirumah, itupun curi-curi. Jadi kajian Percikan Iman ini setiap minggu pagi jam 08,00-11,00 jadi pas anak dan suami libur semua. Tetap walau libur malah tambah hectic di pagi hari karena kerjaan rumah yang gak ada habisnya. 

Biasanya aku dengerin pakai earphone sambil beberes rumah dan masak. Suami sama anak-anak jalan-jalan pagi sambil jemur-jemur badan. Kadang diselenggarakan dengan nyusui anak juga, alhamdulillah masih bisa curi-curi waktu buat nulis di note hp materinya. 


Yuk kita mulai resume materi lanjutan part 2 nya, oia yang belum baca part1 bisa baca dulu disini ya : Menyelami Lautan Cinta (part 1)
Di minggu lalu sudah ust. Aam Amirudin sudah menjelaskan tentang macam-macam cinta. Di minggu ini ust melanjutkan dengan membahas porsi cinta.

Porsi Cinta

1. Orang beriman akan menempatkan Allah sebagai puncak segala kecintaan.

"Di antara manusia ada yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Seandainya orang-orang zalim itu mengetahui, ketika melihat azab bahwa semua kekuatan itu milik Allah dan azab Allah sangat berat, pasti mereka menyesal" (QS. Al-Baqarah : 165)

Kalau kita sudah memposisikan kecintaan kita kpd Allah lihat bahwa Allah akan melindungi orang2 beriman. Kenapa? Maka kita akan dilindungi, ketika ada yang bengkok, diluruskan. 

"Maka, mereka mengalahkan pasukan Jalut dengan izin Allag, dan Daud membunuh Jalut. Kemudian, Allah memberi Daud kerajaan, hikmah dan mengajarkan apa yanh Allah kehendaki. Kalau Allah tidak menolak keganasan kepada manusia kepada sebagian yang lain, bumi ini pasti rusak. Tetapi Allah mempunyai karunia yang dilimpahkanNya atas semesta alam". (QS. Al-Baqarah : 251)

Ada saat Allah sayang sama kita, kita nya yang berontak. Contohnya istri yang sayang sama suami yang sakit kolesterol, dilarang makan gorengan tapi si suami curi-curi makan gorengan.

Bagaimana wujud cinta kita kepada Allah?

"Ya Tuhan kami, kami telah beriman pada apa yang Engkau turunkan dan kami telah mengikuti Rasul. Karena itu, tetapkanlah kami bersama golongan orang yang memberikan kesaksian". (QS. Ali Imron : 53)

Yaitu dengan mengikuti contoh Rasulullah. 

"Sungguh, pada diri Rasulullah itu ada suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan yakin akan kedatangan hari Kiamat serta banyak mengingat Allah." (QS. Al ahzab : 21)

Begitu mulia sifat Rasulullah diantaranya ; Rasul tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan. Rasul tidak pernah berbicara sia-sia, dsb. 

2. Cintai secara proporsional hal-hal yg bersifat duniawi.

"Katakanlah 'Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargaku, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah yang kamu sukai lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan daripada berjihad di jalan-Nya, tungguin sampai Allah memberikan keputusan-Nya' Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik". (QS. At-Taubah : 24)

Kita ini boleh mencintai keluarga, bisnis atau apapun namun harus proporsional saja jangan sampai melebihi kecintaan kita pada Allah. Ada dalam QS. Al-Munafikun : 9-11 : 

"Hai orang-orang beriman! Janganlah harta dan anak-anakmu melalaikan dari mengingat Allah. Siapa pun yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang rugi."

"Infaqkan sebagian harta yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang menjemput. Lalu, ada yang menyesali, "Ya Tuhan, sekiranya Engkau berkenan menunda kematianku sesaat saja agar aku dapat bersedekah dan menjadi orang-orang saleh."

"Allah tidak akan menunda kematian seseorang apabila waktunya telah datang. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan"

Kita boleh mencintai keluarga, mencintai harta tapi jangan sampai melalaikan terhadap cinta pada Allah. Kenapa? Karena nanti bahkan orang yang kita sayangikpun tidak bisa menolong kita. 

"Hai, manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutnya pada hari Kiamat. Pada hari itu, seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat menolong bapaknya sedikit pun. Sungguh janji Allah itu benar, maka jangan sekali-kali kamu terperdaya oleh kehidupan dunia, dan jangan sampai kamu terperdaya oleh penipu dalam menaati Allah". (QS. Lukman : 33)

Jika solat asar dipepet ke magrib karena drama Korea atau nonton bola maka itu sudah terperdaya dunia. Namun jika kondisi darurat boleh seperti dokter yang sedang mengoperasi atau bidan yang sedang membantu persalinan yang sulit.
Allah tau mana yang lalai dan mana uzur.
Harapannya bisa ikut kajian offline lagi di percikan iman sama suami dan bawa anak-anak juga. Disana pasti betah banget karena mesjidnya luas dan halaman mesjidnya juga luas buat anak-anak main lari-lari, udahan sejuk dan pemandangannya juga indah. Semoga suatu saat bisa rutin lagi ikutan kajian offline ya. Aamiin yra. 

Comments